Jumat, 08 November 2013

Wanita Terburuk

Satu per satu kenangan mendatangiku..

“Aku memang wanita yang buruk” adalah kalimat penutup setiap kali aku berpikir, mengingat masa laluku, lelakiku.. Aku yakin, semua teman, dan semua yang mengenalku juga berpikir hal yang sama..

Wanita mana yang bisa dikatakan baik, ketika dia telah mengatakan “aku mencintaimu” kepada 7 lelaki berbeda dalam waktu 6 tahun?? Lalu menikmati waktu bersama lelaki lain, sekalipun sedang mengikat status dengan lelaki yang berbeda pula?

Tidak cukup sampai di situ.. Aku merasa begitu menjijikan ketika mengingat semua yang telah aku lalui.. Mengingat semua kebodohan-kebodohan sama yang telah aku lakukan.. Mengingat kembali bagaimana aku belum berubah, aku yang hingga sekarang belum mampu belajar dari kesalahan..

“Tidak ada laki-laki baik yang pantas mendambakanku sebagai wanitanya” adalah kalimat paling menyedihkan yang aku katakan untuk diriku sendiri, untuk menghukum diriku sendiri..

Setiap malam, aku menangis untuk semua kesendirian yang terasa begitu setia menemaniku.. Rasa takut yang selalu menyelimutiku.. Bahwa tidak akan ada satu makhluk pun yang akan menangis untuk kepergianku, baik untuk sementara ataupun selamanya..

Setiap hari yang aku lakukan hanyalah melupakan masa lalu dengan menemukan sesuatu yang baru.. Dan sesuatu yang baru pun akan segera terlupakan oleh sesuatu yang lebih baru lagi.. Semua hanya masalah waktu.. Tanpa terasa, aku terlalu serius melupakan masa lalu.. Tapi lupa untuk memaafkannya..

Apa yang harus ku lakukan.. Berkali-kali aku berpikir.. Apakah aku terlalu menyeriusi hal ini? Atau aku seharusnya tidak berpikir terlalu jauh? Apa sebaiknya aku tetap menikmati hariku seperti biasanya, belajar dengan rajin, menghabiskan banyak waktu dengan teman-teman, atau membantu orangtua mengurusi rumah.. Bermain-main dengan segala hal seperti  yang dilakukan kebanyakan orang seumurku?

Tapi, bagaimanapun aku mencoba menikmati hariku, mereka selalu hadir.. Bagaimana ini? Aku tidak bisa benar-benar mencintai siapapun lagi.. Apakah itu bukan sebuah masalah besar? Atau ini hanya masalah kelabilan anak remaja? Akankah ini semua membawa ku kepada waktu yang baik-baik saja?

Ketika aku mencoba membuka hati lagi, menemukan seorang yang baru, maka seorang di masa lalu akan datang, tersenyum kecut, lalu sesuatu dalam hatiku bergetar. Sesuatu itu seperti menelanjangiku dan membuatku malu. Membuatku tersudut pada tempat yang tidak ada seorang pun. Aku kemudian merasa tidak pantas mencintai siapapun lagi. Aku kemudian merasa semua kata cinta yang pernah keluar dari mulutku adalah hina. Aku kemudian merasa semua rasa cinta yang pernah ada di hatiku adalah dosa. Aku kemudian merasa semua kebahagiaanku yang disaksikan semua orang tak berhenti menertawakanku. Aku kemudian mati.

Setiap kesendirian menjemputku, ntah mengapa yang aku bisa hanyalah menghubungi masa laluku. Aku selalu mencoba memilih satu di antara mereka setiap malam, dini hari tepatnya.. Jika yang kupilih tidak membalas pesanku, maka aku akan memilih seorang yang lain, hingga kudapat sebuah nama.. Setelah ada yang membalas pesanku, kemudian aku akan berkomunikasi singkat dengan mereka..  Dan hanya itu cara yang paling cepat membuatku kembali tertidur..

Tapi jelas aku tidak bisa melakukan itu setiap malam.. Aku tidak mungkin mengganggu dan mengurusi hidup mereka lebih jauh.. Semua kata perpisahan untuk mereka, selalu keluar dari mulutku.. Jelas aku bukanlah orang yang pantas untuk itu.. Sekalipun sebenarnya malam dimana aku memilih untuk tidak menghubungi siapapun adalah malam paling menyakitkan untuk ku..

Malam-malam seperti itulah yang sekarang sedang aku nikmati, sendiri.. Malam yang selalu datang menghukumku, menghakimi semua kehinaanku.. Malam dimana otakku bekerja begitu keras untuk membunuh semua masa lalu.. Malam dimana aku tak dapat berpikir.. Hanya menangislah caraku untuk menikmati malam.. Membuatku lelah, dan tertidur, lalu terbangun dengan badan yang terasa semakin memburuk, padahal aku tidak menderita sakit apa-apa..

Apa yang harus aku lakukan...

Aku ingin mencintai seseorang dengan sepenuh hatiku... Aku benar-benar ingin merasakan cinta sesungguhnya... Aku benar-benar ingin memiliki seseorang yang akan aku pertahankan sekuat tenagaku... Aku benar-benar ingin menemukan orang yang akan menerima nyawaku sebagai pengorbananku... Aku benar-benar ingin mencintai orang lain, seperti aku mencintai diriku sendiri... Aku benar-benar ingin, Tuhan...

Tapi, masihkah waktu mengizinkanku bertemu dengan seseorang yang pantas mencintai wanita buruk seperti ku?

“Jika ada lelaki yang ditakdirkan untuk mendambakanmu sebagai wanitanya, maka dia adalah lelaki yang buruk. Karena hanya wanita buruk yang pantas mendapatkan lelaki buruk.” – aku tertegun mendengar kata hatiku sendiri.

Jika memang ini pertanda aku akan memasuki gerbang kedewasaan, maka aku akan menikmati semua kesendirian ini sampai kapanpun itu. Ntah sebagai pengorbananku, ntah sebagai hukumanku.

Aku ingin..
Dewasa..

Mencintaiku adalah Kebodohan Terbesarmu.

Satu per satu kenangan mendatangiku..

“Aku memang wanita yang buruk” adalah kalimat penutup setiap kali aku berpikir, mengingat masa laluku, lelakiku.. Aku yakin, semua teman, dan semua yang mengenalku juga berpikir hal yang sama..

Wanita mana yang bisa dikatakan baik, ketika dia telah mengatakan “aku mencintaimu” kepada 7 lelaki berbeda dalam waktu 6 tahun?? Lalu menikmati waktu bersama lelaki lain, sekalipun sedang mengikat status dengan lelaki yang berbeda pula?

Tidak cukup sampai di situ.. Aku merasa begitu menjijikan ketika mengingat semua yang telah aku lalui.. Mengingat semua kebodohan-kebodohan sama yang telah aku lakukan.. Mengingat kembali bagaimana aku belum berubah, aku yang hingga sekarang belum mampu belajar dari kesalahan..

“Tidak ada laki-laki baik yang pantas mendambakanku sebagai wanitanya” adalah kalimat paling menyedihkan yang aku katakan untuk diriku sendiri, untuk menghukum diriku sendiri..

Setiap malam, aku menangis untuk semua kesendirian yang terasa begitu setia menemaniku.. Rasa takut yang selalu menyelimutiku.. Bahwa tidak akan ada satu makhluk pun yang akan menangis untuk kepergianku, baik untuk sementara ataupun selamanya..

Setiap hari yang aku lakukan hanyalah melupakan masa lalu dengan menemukan sesuatu yang baru.. Dan sesuatu yang baru pun akan segera terlupakan oleh sesuatu yang lebih baru lagi.. Semua hanya masalah waktu.. Tanpa terasa, aku terlalu serius melupakan masa lalu.. Tapi lupa untuk memaafkannya..

Apa yang harus ku lakukan.. Berkali-kali aku berpikir.. Apakah aku terlalu menyeriusi hal ini? Atau aku seharusnya tidak berpikir terlalu jauh? Apa sebaiknya aku tetap menikmati hariku seperti biasanya, belajar dengan rajin, menghabiskan banyak waktu dengan teman-teman, atau membantu orangtua mengurusi rumah.. Bermain-main dengan segala hal seperti  yang dilakukan kebanyakan orang seumurku?

Tapi, bagaimanapun aku mencoba menikmati hariku, mereka selalu hadir.. Bagaimana ini? Aku tidak bisa benar-benar mencintai siapapun lagi.. Apakah itu bukan sebuah masalah besar? Atau ini hanya masalah kelabilan anak remaja? Akankah ini semua membawa ku kepada waktu yang baik-baik saja?

Ketika aku mencoba membuka hati lagi, menemukan seorang yang baru, maka seorang di masa lalu akan datang, tersenyum kecut, lalu sesuatu dalam hatiku bergetar. Sesuatu itu seperti menelanjangiku dan membuatku malu. Membuatku tersudut pada tempat yang tidak ada seorang pun. Aku kemudian merasa tidak pantas mencintai siapapun lagi. Aku kemudian merasa semua kata cinta yang pernah keluar dari mulutku adalah hina. Aku kemudian merasa semua rasa cinta yang pernah ada di hatiku adalah dosa. Aku kemudian merasa semua kebahagiaanku yang disaksikan semua orang tak berhenti menertawakanku. Aku kemudian mati.

Setiap kesendirian menjemputku, ntah mengapa yang aku bisa hanyalah menghubungi masa laluku. Aku selalu mencoba memilih satu di antara mereka setiap malam, dini hari tepatnya.. Jika yang kupilih tidak membalas pesanku, maka aku akan memilih seorang yang lain, hingga kudapat sebuah nama.. Setelah ada yang membalas pesanku, kemudian aku akan berkomunikasi singkat dengan mereka..  Dan hanya itu cara yang paling cepat membuatku kembali tertidur..

Tapi jelas aku tidak bisa melakukan itu setiap malam.. Aku tidak mungkin mengganggu dan mengurusi hidup mereka lebih jauh.. Semua kata perpisahan untuk mereka, selalu keluar dari mulutku.. Jelas aku bukanlah orang yang pantas untuk itu.. Sekalipun sebenarnya malam dimana aku memilih untuk tidak menghubungi siapapun adalah malam paling menyakitkan untuk ku..

Malam-malam seperti itulah yang sekarang sedang aku nikmati, sendiri.. Malam yang selalu datang menghukumku, menghakimi semua kehinaanku.. Malam dimana otakku bekerja begitu keras untuk membunuh semua masa lalu.. Malam dimana aku tak dapat berpikir.. Hanya menangislah caraku untuk menikmati malam.. Membuatku lelah, dan tertidur, lalu terbangun dengan badan yang terasa semakin memburuk, padahal aku tidak menderita sakit apa-apa..

Apa yang harus aku lakukan...

Aku ingin mencintai seseorang dengan sepenuh hatiku... Aku benar-benar ingin merasakan cinta sesungguhnya... Aku benar-benar ingin memiliki seseorang yang akan aku pertahankan sekuat tenagaku... Aku benar-benar ingin menemukan orang yang akan menerima nyawaku sebagai pengorbananku... Aku benar-benar ingin mencintai orang lain, seperti aku mencintai diriku sendiri... Aku benar-benar ingin, Tuhan...

Tapi, masihkah waktu mengizinkanku bertemu dengan seseorang yang pantas mencintai wanita buruk seperti ku?

“Jika ada lelaki yang ditakdirkan untuk mendambakanmu sebagai wanitanya, maka dia adalah lelaki yang buruk. Karena hanya wanita buruk yang pantas mendapatkan lelaki buruk.” – aku tertegun mendengar kata hatiku sendiri.

Jika memang ini pertanda aku akan memasuki gerbang kedewasaan, maka aku akan menikmati semua kesendirian ini sampai kapanpun itu. Ntah sebagai pengorbananku, ntah sebagai hukumanku.

Aku ingin..
Dewasa..