Kalo dipikir-pikir pola berteman gue (dengan cewek) agak aneh. Tahun 1 kuliah, dekatnya sama R, F, H. Tahun 2 kuliah nempelnya sama geng2 korea M, N, T, H, Ai. Tahun 3 kuliah, doyannya sama anggota kos mami C, F, L. Tahun 4 karna seringan jalan sama doi, paling lebih akrab cuma sama si Ar. Eh 1 semester sebelum kompre, lengketnya sama D, I, A, L.
Jadi inget waktu SMA juga lebih aneh lagi. Kelas 1 deketnya sama N. Kelas 2 deketnya sama I dan R. Eh kelas 3 paling aneh, gue deket nya sama cewek2 kelas IPA, padahal gue 100% anak IPS loh. Sampai2 pas perpisahan sekolah pun, tidurnya sekamar sama anak IPA, wakakakaka, kalo bukan karena musuhan sama walikelasnya anak IPA mungkin gue juga bakal sebus sama mereka buahahaha nasib jadi anak IPS yang tercampakkan wakakakak. Kalo dikenang-kenang gue sendiri geleng-geleng kepala.
Bisa dibilang emang itu tanda-tanda gue ga setia. Tapi lebih pasnya gue paling takut buat setia. Karna pengalaman membuktikan, yang acapkali datang setelah kesetiaan, hanyalah pengkhianatan. Dan kemudian akan menyusul 'kehilangan'. Nyut. Atit. Alhasil emang punya teman banyak sih. Kemana aja bisa gaul sama siapa aja. Ga ada yang cukup fatal buat nusuk gue dari belakang dsb. Tapi ya itu, kalau ditanya "sahabat kamu yang paling dekat siapa?" Gue ga bisa jawab, karena berada dalam kondisi antara punya kebanyakan jawabannya sama ga tau jawabannya :3 Abstrak.
NB: Gue cuma ga mau kehilangan satu orangpun, satu temanpun.
Hal yang sama apakah berlaku buat cowok? Dalam hal ini pacaran? Absolutely, YES! Dari 7 kali pengalaman pacaran gue (officially), lima di antaranya had a fucking bizzare love story with me. Buahahaha. Dan ya, akhirnya gue benar2 kehilangan mereka berlima. Dalam hal ini kehilangan rasa and passion, atau bahkan lost contact (bukan meninggal). Kalau dua orang yang ga masuk kategori selingkuhan, yang satu punya kesalahan fatal yang super menjijikan dan gue sebagai manusia biasa cuma bisa memaafkan tapi gabisa mengikhlaskan. Sementara yang satu lagi, hmm, he was the perfect one i ever met. Sampai sekatang, ya emang cuma dia, yang masuk kualifikasi mantan baik2, dan gue ga pernah ngerasa kehilangan dia.
How about family? Please think it twice. Di dunia ini, tidak semua keluarga merupakan tempat teraman untuk kembali. Ada banyak kasus perceraian, kekerasan rumah tangga, pembuangan dan penjualan anak. Ada banyak kasus penipuan, pencurian, pembunuhan dilakukan oleh anggota keluarga terdekat. Dan dengan memilih untuk berkeluarga, bukankah terlebih dahulu harus memutusan untuk meninggalkan ayah ibumu? Bahkan dalam beberapa kondisi, kita (cewek) mesti lebih mendengarkan kata suami daripada ucapan ayah kita sendiri?
Jadi, pada akhirnya kesetiaan hanyalah sebuah keputusan untuk meninggalkan banyak kepentingan, demi satu kepentingan. Kesetiaan adalah sebuah tindakan penuh pengorbanan, yang tidak akan bisa dilakukan oleh orang-orang yang takut kehilangan. Dan kesetiaan pada manusia hanyalah pilihan yang tidak pernah menjaminkan apapun, selain rasa setia itu sendiri.
Hanyalah satu kesetiaan yang paling pantas dan indah. Yaitu kesetiaan pada Tuhan, Sang Pencipta. Ia yang akan menjaminmu keselamatan. Ia yang tak kan pernah membuatmu merasa kehilangan. Dan Ia yang selalu menuntunmu untuk mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan mu sendiri.
NB: Jesus is my savior.