Kamis, 30 Mei 2013

Puisi 01.35

Kadang memang lebih baik sendirian. Tanpa keluarga, tanpa teman, tanpa pacar. Karena tak akan ada yang menyakitimu.

Tapi tidak.

Aku harus tetap bertahan.
Dikecewakan itu memang sakit. Kehilangan itu jelas menyedihkan.
Tapi tidak ada yang lebih mengerikan daripada kesepian karena kesendirian.

Jika saat ini keluarga mengecewakan ku.
Jika saat ini teman menyakitiku.
Jika saat ini pacar melukai hatiku.
Setidaknya aku tahu untuk siapa aku menangis.

Setidaknya itu pertanda, aku tidak sendirian di dunia ini.
Setidaknya itu pertanda, aku pernah bersama seseorang sebelum nya.
Setidaknya itu pertanda, aku pernah merasakan cinta pada awalnya.
Dan belum tentu semua orang merasakannya, seindah yang aku rasakan.

Izinkanlah malam ini aku menangisi semuanya.
Menangisi ketidakmampuanku.
Untuk meninggalkanmu.
Seberapun luka yang berusaha kau sayatkan.
Hingga malam ini aku mencoba bertahan.
Seberapun lelah jiwaku.
Hingga malam ini aku berusaha keras membuang semua egoku.

Hanya untuk membuktikan, bahwa suatu saat, aku pasti bisa merasakan keindahan lagi.
Bahwa suatu saat, akan ada seseorang yang tak bisa hidup tanpaku.
Dan akan selalu membutuhkanku.

Hingga saat itu, saja.

Setidaknya sebelum aku harus terlelap, untuk selamanya ~

Rabu, 29 Mei 2013

Kata Mama Gue Tentang KKN . . . .

Ini sedikit percakapan gue dan mama di dapur tentang KKN. Cuma pencerahan aja buat yang baca. Kalo inspiratif, syukur. Kalo ga, minimal buat refreshing aja gitu, ketawa2 dikit. Ceritanya agak panjang, ngertilah namanya seorang mama, hehe ^_^ 

Lia : (dengan bangga) "Ma, lia dapat tempat kkn paling dekat loh. Di Kasang, belum nyampe Pariaman lah kata orang2."
Mama : "Ngapain pulak sejauh itu?"
Lia : (masih bangga) "Lia paling dekat loh Ma. Kawan lia yang paling jauh dapat di Damasraya."
Mama : (sambil giling cabe) "Aneh kali lah kampus kalian tu. Belajar bahasa internasional, kok praktek KKN nya malah ke jorong-jorong nagari.. Bahasa Inggris aja belum tentu nyahut mereka, apalagi Bahasa Jepang.. Sok pengen terjun ke masyarakat tapi kalau kayak gitu sistemnya apa dijamin efektif? Jadi mau ngapain lah nanti Lia disitu? Kuliah kerja nyata harusnya kan mempersiapkan kalian untuk masuk dunia kerja. Berarti nanti kalian cuma siap kerja di jorong, tapi gagap kalau kerja ke luar. Kalau jurusan pertanian, peternakan, perikanan, masih nyambung lah. Ini Sastra Jepang. Cem mana lah."
Lia : (mencoba membela) "Iya kan minimal nambah2 pengalaman Ma, nambah kawan juga. Kan mulai dari lingkungan terdekat dulu, ga mungkin langsung ke Jepang."
Mama : "EH! KALAU CUMA MAU NAMBAH PENGALAMAN SAMA NAMBAH KAWAN, GA PERLU PAKE BAYAR Rp 750.000,00. Ga juga harus langsung ke Jepang. Minimal ke perusahaan, atau tempat2 kursus, atau ditantang untuk buka les sendiri. Kan lebih efektif. Lebih jelas arah dan tujuannya. Daripada di jorong2 mau ngapain kalian kata dosen2 mu tu?"
Lia : (kehabisan akal) "Ya ngajarin budaya Jepang gitu deh. Mungkin kayak menari, origami....."
Mama : "HAHAHA. Kasian lah anak ku ni. Untuk kuliah mu mama udh invenstasi hampir 20 juta, ternyata disiapkan jadi pelipat kertas burung di jorong-jorong. Pindah jurusan aja lah lagi sana."
Lia : TEWAS di TEMPAT.


Dan sampai hari ini, gue masih mikir, program apa yang mesti gue jalanin buat KKN 30 hari lagi!? -_-