Rindu berkunjung tak tahu diri.
Bulu kudukpun mulai berdiri.
Aku di sini selalu merasa sendiri.
Karena diri ini tak pernah menyadari.
Pagi ini telah terbit matahari.
Air matapun mulai ikut mengairi.
Relung hati yang selalu kuat berdiri
Walau semua kini telah jauh pergi.
Tinggalkan ku seorang diri
Untuk yang kesekian kali.
Haruskah semua ku ulangi lagi?
Diri ini tak mau kau pergi?
Aku ingin kau ada disini.
Datang padaku kembali.
Lalu kita mulai berbagi.
Tak dapat ku pungkiri
Aku selalu peduli.
Mulai senja hingga menjelang pagi.
Ku selalu pikir tentang hari.
Apakah ada yang dapat mengganti
Dan jawabannya tak pernah pasti
Karena semua punya posisi
Sudah jelas bahwa semua berarti.
Sehingga tak ada yang bisa mengganti.
Kesendirian yang seakan tak rela pergi.
Jantung selalu berdetak berbunyi
Pertanda dia masih mengiringi
Waktu yang belum kunjung berhenti
Seakan ingin semua habis tergali
Hingga ada jawaban pasti
Barulah semua akan mulai berhenti
Terdiam bagai air di kali
Karena terpaku oleh nurani
Yang tak pernah mampu bersembunyi
Karena dia tak pernah dijeruji
Dia bebas bagaikan sebuah kecapi
Yang selalu indah mengaluni
Yang selalu bisa memahami
Padahal dia tak berharap dapat medali
Hanya selalu mencoba jujur kini
Semua butuh waktu untuk menangisi
Pernah kucoba untuk menghindari
Rasa yang sungguh – sungguh menyakiti
Perih menggores bahkan menyayat hati
Yang pada awalnya sesuatu yang suci.
Adakah yang sanggup mengisi
Adakah yang mau bantu membenahi
Bentuk hati yang kini sudah bersegi
Gagang pintu yang mulai berduri
Hingga mengetukpun tiada yang berani
Walau hati kini telah pasrah diri
Yang dilakukan hanya menanti
Seorang pangeran yang gagah berani
Masuk dan mulai membenahi
Mulai dari menafasi, menyirami, hingga mewarnai
Ada kulihat seperti bayangan pipi
Yang jiwa ini mulai sadari
Dia disitu tak bergerak, dia berhenti
Mungkin dia tergerak untuk mendekati
Alhasil ku mulai merasa seperti dihantui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Capcuuus kritik dan saran nya masbro mbabro