Oke.
Maaf udah lama gak cerita dan share lagi di sini. Terutama tentang gimana
perasaan hati aku sekarang. Yah, kalo mau dilihat dari sudut pandang dewasa,
aku paham kok. Kalo masalah pacaran bukanlah hal yang penting sekarang. Toh
sekarang aku masih mahasiswi tingkat dua yang seharusnya lebih banyak belajar
daripada memikirkan cinta-cintaan yang sebenarnya masih semu akan arti dan belum
paham makna sesungguhnya. Tapi jujur deh, aku sendiri masih terlalu ego untuk
gak mikirin hal itu. Mungkin karna sekarang aku masih mikir dari sudut pandang
remaja dan kebutuhannya. Saat-saat dimana keluarga udah gak bisa lagi jadi
tempat sandaran. Saat teman-teman mulai gak bisa dipercayai seutuhnya tentang
masalah pribadi. Kamu butuh siapa? Ya saat itu kita butuh pacar, toh dia kan
bakal jadi calon suami kita, dia harus mulai tahu dong tentang aku kita dan
masalah kita? Iya itu alasan aku kenapa sampai saat ini, lebih pilih curhat ke
pacar dulu daripada ke teman. Kecuali untuk masalah pacar, tentu saja aku gak
mungkin curhat ke pacar, tapi curhat ke teman. Mungkin kita bisa aja bilang.
Siapa bilang pacar itu segalanya? Emang kamu umat yang nggak punya Tuhan? Emang
kamu ateis ya, sampai segitunya ngarep ke pacar? Iya emank benar, kok kesannya
gak beragama gitu. Tapi coba deh jawab pake hati paling kecil kamu sendiri.
Kamu yakin kamu gak butuh pacar atau pendamping dan pelengkap hidupmu? Pasti ragu
kan jawabnya. Lagian Tuhan juga gak mau kan kalo kita Cuma bisa berdoa tanpa
ada berusaha. Berdoa adalah cara terakhir aku buat nyelesain masalah aku.
Selagi aku masih bisa nyelesain itu sendiri, aku bakal nyelesain itu sendiri.
Saat cara aku berhasil, baru aku bilang Terimakasih sama Tuhan. Karna saat aku
bisa nyelesain masalah aku sendiri, itu tandanya Tuhan masih bersama aku. Tapi
saat aku udah gak bisa lagi nyelesain masalah aku, makanya aku panggil Tuhan,
karna aku merasa aku sudah terlalu jauh dari Dia. Kata-kata aku diatas emank ambigu,
tapi cerdasi saja, ambil saja positifnya, karena aku adalah manusia berTuhan
seutuhnya.
Nah sekarang dimana fungsi pacar? Pacar itu berfungsi paling terakhir saat gak ada lagi manusia lain yang bisa bantu aku. Iya, saat papa mama abang kakak adek teman2 dan aku sendiri udah gak bisa lagi menembus rasa kesepianku atas hidup aku, di saat itulah aku btuh pacar. Nah sekarang pertanyaannya, seberapa sering aku merasa kesepian atas hidupku? Dan jawabannya adalah SERING SEKALI. Ya, karna aku mulai banyak kehilangan kebersamaan dulu dalam hidupku.
Mau
jujur, ini semua sejak mama pindah kerja ke Bukittinggi. Mama Cuma ada mulai
dari Jumat malam sampai Minggu malam di rumah aku, untuk setiap minggunya. 3
malam 2 hari itu mama di rumah harus bisa membagi waktunya untuk memperhatikan
papa, dua adek laki2 ku, pekerjaan rumah kami, hiburan mama pribadi, kebutuhan
keluarga per minggu, dan istirahatnya. Itu semua membuat aku merasa tersingkir
secara perlahan. Karna aku merasa adek2ku jauh lebih butuh perhatian itu
daripada aku. Walaupun dalam hati, dan setiap malam aku sering nangis karna
betapa aku merindukan kegiatan bercerita mesra dengan mama papa. Hal-hal
sederhana seperti itu sudah mulai menjadi kegiatan yang janggal untuk aku dan
papamama ku. Tidak seperti dulu, saat mama kerja di Padang dan setiap malam
bisa bersama dengan kami.
Dari
kecil aku bukan tipe yang penuntut untuk orangtua. Aku memang sering meminta,
tapi kalau tidak diberi bukan masalah, dan kalau diberi aku akan senang sekali.
Ya standar lah. Termasuk kadang untuk hal2 yang sebenarnya kebutuhanku.
Misalnya, walaupun aku tahu adek aku yang SMP dapat jajan 15 ribu sehari
sementara dia Cuma sekolah dari pagi ampe siang. Dan aku Cuma dapat jajan
10ribu sehari sementara aku kuliah dari pagi ampe sore. Dan ya aku tidak
menuntut mulai dari hal-hal kecil seperti itu. Hingga mungkin kebutuhan ku yang
wajib. Seperti saat pulang kuliah sore, aku hanya bisa melihat tumpukan cuci
piring dan tidak ada sambal tersisa di tudung. Sementara tumpukan piring itu
menandakan bahwa papa baru memasakkan nasi goreng untuk makan malam mereka. Ya
walaupun ternyata aku tidak disisakan makanan apapun dan perutku sebenarnya
lapar, ya aku juga gak pernah nuntut, minum air putih sampai kenyang bukan hal
yang buruk, sekalian itung-itung diet.
Dan
apa yang sebenarnya aku rasakan dihati gak pernah bisa benar2 aku keluarin.
Tiap ada hal yang benar2 aku rasain aku keluarin dari mulut aku, OTOMATIS pasti
air mata aku ngalir, dan aku gak akan bisa ngomong dengan jelas. Sedangkan
hanya menuliskannya seperti ini saja sudah membuat air mataku bergelantung di
pojok mata ku. Hmm.
Begitulah
yang terjadi hingga lama-lama hubunganku dengan keluarga semakin renggang. Aku
mulai malas memperhatikan rumah, dan merasa bergaul dengan teman2 jauh lebih
menyenangkan. Aku mulai sering keluar malam menghabiskan waktu. Sebagai
satu-satunya anak perempuan yang ada di rumah ini sekarang, jelas papamama
kecewa sama apa yang udah aku lakukan. Tapi itu salah satu bentuk brontak ku,
aku tu Cuma pengen bilang, “cobalah sekali-sekali perhatikan aku, tanyakan aku
sedang apa, tanyakan aku sudah makan atau belum, tanyakan aku tentang cerita di
kampus hari ini, tanyakan aku bagaimana perkembangan perkuliahanku, tanyakan
aku banyak hal.”
Begitulah
awalnya hingga kini. Mama sendiri tidak tahu apa makanan kesukaanku, minuman
kesukaanku, dan bagaimana gaya fashionku. Sehingga kadang aku harus menangis
saat mama membelikan ku kaos yang kekecilan atau kemeja yang terlalu feminism,
karna aku tidak suka, tapi harus terima, dan tidak bisa komentar. Alhasil
kemeja itu hanya bisa menjadi pajangan hingga akhirnya jatuh ketangan saudara
atau orang lain yang lebih membutuhkan. Akhirnya apa? Aku jarang mendapat apa
yang aku benar2 inginkan. Itu lah kadang hal-hal yang sering membuat aku harus
menangis di malam hari. Saat aku merasa kesepian yang teramat dalam, dan aku
tidak punya teman cerita. Sementara aku dan kawan kampus belum terlalu dekat,
dan aku pun malu untuk menceritakan masalah pribadi aku dengan keluargaku ini.
Aku punya teman dekat nanda, tapi ya aku juga masih malu untuk menceritakannya.
Lagian mereka mungkin tidak akan percaya. Karna sampai saat ini aku masih bisa
bersandiwara untuk menyembunyikan semuanya secara sempurna.
Saat-saat
seperti itu kalau aku gak punya pacar, maka aku akan lari ke dunia maya,
mencari orang yang tidak aku kenal dan mulai berbagi sedikit-sedikit. Tapi
kadang kepuasan itu belum muncul juga. Saat itulah kita butuh pacar, bahwa kita
punya orang dekat yang bisa kita percaya untuk mendengarkan semua keluh kesah
kita. Yang kita percayakan suatu saat nanti temani kita bersama untuk ngadepin
masalah apapun, untuk menembus kesepian apapun .
Ya
itulah sebenarnya kenapa aku begitu membutuhkan pacar. Ya walaupun itu semua
membuat aku kabur akan arti pacar. Sehingga akhirnya aku harus jatuh cinta dan
patah hati berkali-kali karna cinta yang aku harapkan belum benar-benar cinta
sejati aku, sehingga aku harus tinggalkan. Itulah makanya akhirnya aku menjadi
berkelana dan bermain dengan banyak nama. Menyelami banyak jiwa jantan. Dan
mengenal banyak hati. Hingga akhirnya November kemarin tepat tanggal satu, aku
meyakinkan diriku bahwa Pahala Junedi Pandapotan Hutauruk, telah aku pilih
untuk jadi pacar terakhir aku. Yang akan nemanin aku sampai aku mati. Terserah
dia mau nyakitin aku sebagaimana mungkin, atau terserah dia punya kekurangan
dan keterbatasan apapun, aku udah terlanjur milh dia. Dan dalam hati aku udah
janji, kalaupun kali ini aku gagal lagi, aku gak akan pernah lagi mau mencoba
cari yang baru. Aku akan menjadi gadis yang setia menunggu siapapun yang mau
terima aku dengan kepingan yang tersisa. Tapi aku berharap itu tidak akan
terjadi. Aku berharap Pahala pun bisa menerima aku apa adanya. Ya aku yang
begini. Yang sangat punya banyak kekurangan.
Aku
sendiri bingung ntah kenapa hati aku bisa begitu tiba2 mantap milih dia jadi
pacar aku. Padahal sejak awal ketemu dia, sedikit pun menjadi kekasihnya gak
pernah terlintas di kepalaku. Tapi yasudahlah, aku gak mau bahas masa lalu.
Yang penting sekarang. Saat ini, aku benar-benar sayang dan butuh dia untuk
nemenin hati aku, sampai nanti Tuhan memanggilku. Titik.
tulisan yg bagus Cornelia,tp jln hidup masih panjang,dgn lahir 1992,&merasa jauh dari org tua,jgn terlalu berharap pada cinta yg ada skrg&memaksakan diri untuknya ataupun pasrah akan cinta itu, cobalah dekati org tuaMu dgn perlahan jgn jauh bahkan larikan hatimu darinya,semakin enkau jauh maka hatimu akan jauh melebihi jarak mu dgn org tuamu,ketika kau tak bersama org yg kau sayangi u/ selamanya setika itu kau akan mengerti arti cinta yg sesungguhnya, rockysee.blogspot.com
BalasHapustulisan yg bagus,.. tp semakin kau jauh dari org tua MU,.. hatimu akan jauh melebihi jarak mu dgn org tua MU,... ketika ngkau kehilangan irg yg paling engkau sayang maka ketika itu kau baru akan mengerti arti cinya sesungguhnya,, maka sebelum itu terjadi cobalah untuk mendekatkan dirimu kembali, kalau Masalah pacar jgn dulu lah terlalu pasrahkan dirimu untuknya, jalan hidup masih panjang, Allah pasti akan memberikn jalan yg terbaik u/ hambanya,, itu janji Allah,.. rockysee.blogspot.com
BalasHapusbang Rocky : Waah, gak nyangka ada yang komen, baru liad, hahahah xD
BalasHapusmakasii ya bang, sering2 donk saran dan kritik buat tulisan aku :)
iyaa aku tahu kok, pada kenyataannya aku selalu berpasrah pada Tuhan, ini sekedar tulisan untuk pelepas lelah, hehehe :)