Tuhan
memang punya berbagai cara untuk menyentuh kita..
Sebelumnya saya awali dengan pict ini.. Kurang lebih terjemahan panjang nya gini : "Setiap hari yang kita jalani mungkin tidak selalu baik.. Tapi selalu ada sesuatu yang baik di setiap hari yang kita jalani.."
Jadi
begini..
Saya punya seorang teman yang selalu memiliki baju baru, sepatu baru, hape baru, makan di tempat mewah, berlagak dan menjalani hidup dengan penuh senyuman karena dia memiliki semuanya.. Jujur saja, rasa kecil hati sering menghampiri hati saya, karena dia memiliki hal-hal yang menjadi keinginan saya..
Tapi sampai
malam ini saya masih tertegun mendengar cerita bahwa ....
Dia sering
membentak orangtuanya, bahkan tak segan melakukannya di depan temannya.. Tidak
membantu pekerjaan rumah tangga, bahkan ibunya sedang dalam kondisi sakit.. Hidup
tanpa perjuangan dan kerja keras.. Padahal, jangankan masa depan, orangtuanya
saja tidak punya rumah untuk diwariskan..
“Mungkin ini hasil manjaan
orangtuanya juga yang selalu diam ketika dia membentak,” ujar si pencerita.
Hanya
pandai meminta tanpa malu kepada sanak saudaranya.. Bukannya dibalas dengan
menunjukkan prestasi tapi malah hidup berfoya-foya.. Membuat utang dimana-mana
dan tak malu untuk lupa membayarnya..
Kadang
saya merasa sedikit iri, mengapa setelah diberikan ayah dan ibu yang begitu
pengertian dan perhatian seperti itu, kau malah membentaknya, teman?? TwT
Pertanyaan-pertanyaan “mengapa” menghantui hati dan pikiran
saya.. Membayangkan kesenjangan antara latar belakang keluarga dan gaya
hidupnya membuat saya merasa semakin gundah..
Di saat
dia memiliki semua yang saya butuhkan dan inginkan, tapi tidak mensyukurinya
dan hanya mengejar keinginannya..
Ya, kehidupan
menyenangkan yang dia miliki pada akhirnya, hanyalah sebuah kesemuan..
Ntah
mengapa saya harus mendengar cerita seperti ini tadi siang.. Di saat saya baru
saja ingin mengirimi pesan singkat kepada ibu saya, meminta dikirimkan sedikit
uang lebih untuk membeli celana baru.. Di saat saya baru saja ingin memesan makanan
yang harganya melebihi rupiah di dompet saya..
Saya
kira kejadian-kejadian seperti ini hanya ada pada sinetron-sinetron Indonesia..
Tapi
ntahlah, seketika saya membatalkan pesan yang akan saya kirim ke ibu saya tadi..
Terlebih mengingat ini akhir bulan.. Juga memesan makanan yang mampu dilunasi
dari dompet saya sendiri..
Akhirnya
malam ini saya melihat ke dalam diri saya sendiri.. Merasa bodoh telah
merasakan iri dan kecil hati untuk hal-hal duniawi yang belum menjadi milik
saya..
Saya
seharusnya bersyukur karena sampai hari ini masih diajarkan hidup penuh dengan
kesederhanaan.. Mampu bertahan dengan segala ke apa-adaan yang saya miliki..
Lihat pict di atas!
Saya seharusnya : tidak berharap, tidak meminta, tidak berasumsi..
Saya harus tahu : keterbatasan saya, dimana saya berdiri, dan peran saya..
Saya jangan : terpengaruh, mencemburui, gila ketakutan..
Saya hanya perlu : mengikuti aliran yang ada dan tetap bahagia..
Menepis
rasa kecil hati dan tersenyum tanpa beban di esok pagi..
Terimakasih
Tuhan, Kau masih menyanggupiku hingga hari ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Capcuuus kritik dan saran nya masbro mbabro