Cerita - cerita sederhana si Gadis. Gadis yang mencintai dirinya sendiri, sampai tidak ingin menjadi orang lain. Gadis yang percaya pada cinta dan kemanusiaan ♥
Kali
pertama aku menangis ketakutan, terjadi hari demi hari.
Bukan.
Ini bukan tentang cerita hantu, setan, atau semacamnya. Bukan. Ini juga bukan
tentang kisah-kisah cinta dan penantian yang tak kunjung berakhir. Ini jauh
lebih horor daripada bayangan-bayangan seperti itu. Ini tentang ketakutanku
akan kegagalan, penundaan kesuksesanku.
Ya
Tuhan..
Kalau
memang aku berhak untuk jalan itu, aku mohon ikhlaskan dan bukalah hati dan
pikiran kedua orangtuaku. Semuanya akan jauh lebih sakit, ketika ternyata aku
berhak akan sesuatu yang tidak menurut mereka. Aku sudah mengalaminya, dan aku
rasa tidak perlu ada kali kedua untuk perasaan sakit seperti itu, seperti dua
tahun yang lalu. Dan kalau ternyata belum saatnya, ikhlaskanlah hati dan
pikiran semua orang yang telah berharap. Berilah kelapangan yang luar biasa di
dadaku, untuk mengerti bahwa usahaku masih perlu ditingkatkan lagi.
Amin.
Doa
yang tak hentinya kupanjatkan, kapanpun rasa takut mendera menyiksa dan
menggetirkan setiap darah yang mengalir di tubuhku. Aku yakin aku sanggup,
begitu pikirku dulu. Tapi ntah mengapa, ketika waktu penentuan semakin dekat,
rasa takut itu menggelantung di sudut kerongkonganku. Membuatku merasa gatal
dan tidak nyaman saat makan. Ini kali pertama aku merasa takut gagal.
Aku
berusaha menerka-nerka, apa penyebab semua perasaan ini. Hari demi hari,
kusadari satu persatu harapan dari mereka. Hari demi hari, tak berhenti bibir
mereka bertanya. Hari demi hari, tak berhenti mereka menyemangatiku, meyakinkan
aku pasti bisa. Hari demi hari, kurasakan mereka memaksaku untuk bisa.
Di
satu sisi memang menjadi sosok yang membanggakan ketika banyak orang yang
berharap padamu. Apalagi jika harapan itu adalah harapan-harapan besar untuk
beberapa orang. Tapi di sisi lain, kenyataan itu sungguh menyiksa. Kenyataan
bahwa peluang gagal itu pasti ada seperti menertawakan kemalasanku setiap
harinya. Bayangan-bayangan wajah kecewa mereka menghantui mimpi-mimpi malamku.
Ilusi cemooh-semooh dari orang yang membenciku pun mengintimidasi semangatku.
Arrghh!!
Ini
bukan sebuah kesuksesan besar sebenarnya. Sekalipun ini sebuah kesuksesan
besar, ini bukanlah kesuksesan satu-satunya yang ada. Inipun jelas bukan
penentu hidup dan matiku. Itulah yang terus aku tekankan setiap hari. Berusaha
menjalani hari-hariku seperti biasanya. Menikmati segala sesuatunya dengan
santai seperti biasanya.Tetap berusaha
meringankan langkah dan rajin berdoa.
Kata
Gereja berasal dari kata Igreja (Portugis), Ecclesia (latin), dan Ekklesia
(Yunani), yang berarti kumpulan, pertemuan, rapat.
Jadi,
Gereja berarti kumpulan orang-orang yang percaya kepada Allah sebagai Bapa dan
kepada Kristus, dimana membentuk kebersamaan sebagai anak – anak Allah sebagai
umat yang dipanggil Tuhan.
Pengertian Gereja Menurut Kitab Suci dan Ajaran
Gereja
Kata Gereja
bukanlah semacam batasan/definisi. Jemaat perdana memahami diri dan merumuskan
karya keselamatan Tuhan di anatara mereka. Mereka menjadi jemaat atau gereja
karena iman mereka akan Yeusus Kristus, khususnya akan wafat dan
kebangkitan-Nya. Gereja adalah jemaat Allah yang dikuduskan dalam Yesus
Kristus.
1. Gereja : Umat Allah
Kata umat
Allah merupakan istilah dari Perjanjian Lama. Yang paling menonjol dalam
sebutan ini adalah Gereja itu umat terpilih Allah. Konsili Vatikan II, sebutan
umat Allah sangat penting, khususnya untuk menekankan bahwa Gereja adalah
perwujudan karya Allah yang konkrit, bukanlah pertama-tama suatu organisasi
manusiawi dan yuridis. Tekanan pada pilihan dan kasih Allah. Gereja adalah
kelompok dinamis yang keluar dari sejarah Allah dengan manusia.
2. Gereja : Tubuh Kristus
Ini
merupakan sebutan yang khas Kristiani. Dalam I Korintus 12:12-13 dikatakan
bahwa sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak. Segala anggota
itu sekalipun banyak merupakan satu tubuh. Demikian pula Kristus. Sebab dalam
satu Roh Kudus kita semua, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, baik budak
maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi
minum dari satu roh.
3. 4Gereja : Bait Roh
Kudus
Bait Allah
adalah tempat pertemuan dengan Allah = Kristus ( karena oleh Dia dalam satu Roh
kita beroleh jalan amsuk kepada Bapa).
Menurut
konsili Vatikan II :
1.Gereja itu Bait Allah yang hidup dan berkembang.
2.Gereja dibangun atas dasar para rasul dan para nabi dengan Kristus Yesus
sebagai “batu penjuru”.
3.Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun menjadi Bait Allah yang
kudus di dalam Tuhan.
4.Di dalam Dia, kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di
dalam Roh.
4. Gereja : Communio
Ajaran
Consili Vatikan II yang ditegaskan lagi dalam sinode luarbiasa para uskup tahun
1985, yakni Gereja adalah communio = persekutuan = koinonia (Yunani)
Arti
khusus dari communio menurut sinode (Gereja), yaitu hubungan atau persekutuan
dengan Allah. Melalui Yesus Kristus dalam sakramen-sakramen. Sakramen
dan mysterion ditonjolkan dalam arti dinamis sebagai hubungan atau persekutuan.
1.Tidak dalam organisasi saja
2.Sebagai dasar komunikasi di antara para
anggota gereja sendiri.
3.Kesatuan communion berarti keanekaragaman
para anggotanya dan keanekaragaman dalam cara berkomunikasi sebab roh kudus
yang tinggal di dalam hati umat beriman.
4.Azas dan dasar kesatuan yang tetap dan
kelihatan adalah struktur organisasi Gereja, khususnya kepemimpinan Petrus.
Dalam arti yang sesungguhnya communio atau persekutuan gereja adalah hasil
karya roh di dalam umat beriman.
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi :
1.Komunikasi di dalam gereja katolik antara
gereja setempat (local) dan gereja sedunia (universal).
2.Komunikasi keluar gereja dalam hubungan
dengan gereja - gereja Kristen yang lain.
Ada dua segi communio:
1.Hubungan vertical dengan Allah
2.Hubungan horizontal dengan sesame manusia.
Perlu diingat sifat – sifat sacramental Gereja, yang
mempersatukan unsure Ilahi dengan insani. Gereja jangan dilihat dalam dirinya
sendiri saja.
5. Gereja : Persekutuan Para Kudus
Gereja adalah persekutuan para kudus atau communio sanctorum
(dalam syahadat pendek)
Arti dari communio sanctorum :
1.Persekutuan para kudus
2.Partisipasi dalam hal-hal kudus.
3.Gereja pertama-tama adalah suatu
persekutuan dalam iman, persekutuan dengan Yesus Kristus ( 1 Kor 1:9 ; 1 Yoh
1:8) Persekutuan Roh.
4.Komunikasi iman mengakibatkan suatu
persekutuan rohani antara orang beriman sebagai anggota satu tubuh Kristus dan
membuat mereka menjadi sehati sejiwa.
Persekutuan Para Kudus dapat berarti :
1.Gereja dari segala zaman.
2.Gereja sebagai umat Allah, Tubuh Kristus
dan Bait Roh Kudus.
Peran kesatuan lahiriah / organisatoris
1.Menampakan dan mewujudkan kesatuan dalam roh.
2.Bukan sebagai penjamin kehidupan Gereja
sebab segala komunikasi dan Gereja berasal dari roh yang menggerakkannya dari
dalam.
Pembagian Gereja ditinjau dari segi keadaan :
1.Gereja yang masih berjuang di dunia
disebut Gereja Pejuang.
2.Gereja yang menderita = gereja penderita,
khusus yang masih berada dalam api penyucian purgatorium.
3.Gereja yang sudah mulia dalam kemuliaan
surgawi disebut Gereja Jaya.
6. Gereja : Misteri
Menurut
Konsili Vatikan I, Ensiklik Mystici Corporis 1943 – Paus Pius XII :
1.Gereja sebagai organisasi dan lembaga yang didirikan oleh Kristus.
2.Hirarki : Paus – Uskup – Imam, mendapat tempat penting karena mereka
sebagai pengganti Kristus yang terus meneruskan tugasnya di dunia ini.
Menurut
Konsili Vatikan II :
1.Tidak terlalu menonjolkan segi Institusional Gereja.
2.Lumen Gentium lebih menonjolkan misteri sebagai tempat pertemuan Allah dan
manusia.
3.Istilah misteri dan sakramen merupakan inti pokok kehidupan Gereja.
Kata
Misteri
Kata
misteri dari kata Yunani “mysterion”, dari Latin “sacramentum”, yaitu suatu yang
sulit diungkap.Inti pokok dari kata misteri dalam kitab suci adalah rencana Allah yang
diwahyukan kepada manusia.
Penggunaannya Dalam Perkembangan Teknologi
Gereja itu
misteri dan sakramen sekaligus. Dasarnya adalah :
1.Gereja misteri
Bermakna Ilahi karena merupakan Mistik Kristus.
Gereja merupakan persekutuan rohani yang diperkaya dengan karunia – karunia
surgawi.
2.Gereja sakramen
Merupakan serikat/organisasi yang dilengkapi dengan jabatan hierarkis
Gereja di dunia, hidup di dunia.
Gereja yang tampak, dan merupakan kelompok yang tampak.
Memperkuat unsur Gereja.
Jadi
Gereja misteri dan sakramen adalah dua aspek dari satu kenyataan yang sekaligus
ilahi dan insani.
Gereja
adalah :
1.Sakramen yang kelihatan
2.Yang menandakan kesatuan yang menyelamatkan itu.
3.Sakramen keselamatan bagi semua orang, yang menampilkan dan sekaligus
mewujudkan misteri cinta kasih Allah terhadap manusia.
Sifat-Sifat atau Ciri-Ciri Gereja
1.Satu
Kesatuan Allah yang Tritunggal dalam 3 pribadi.
Satu tubuh, kesatuan iman, satu pimpinan, kesatuan Gereja yang terwujud
dalam communion, kesatuan Gereja dalam bentuk persekutuan.
2.Kudus
Kristus yang membuat Gereja kudus.
3.Katolik
Tersebar di seluruh muka bumi, terbuka dan tertuju kepada siapa saja, untuk
segala bangsa dan segala zaman, kekatolikan Gereja berarti bahwa pengaruh dan
daya pengudus roh tidak terbatas pada para anggota Gereja saja.
4.Apostolik
Gereja
berasal dari para rasul dan tetap berpegang teguh pada kesaksian iman, seluruh
Gereja dan setiap anggotanya tidak hanya bertanggungjawab atas ajaran Gereja,
tetapi juga pelayanannya.
Beda Kesatuan dengan Kekatolikan
Kesatuan
1.Kesatuan menyangkut hubungan antara para anggota dan antara jemaat-jemaat
menjadi satu Gereja dalam persekutuan.
2.Kesatuan menyangkut hubungan luar dan batin.
Kekatolikan
1.Kekatolikan menyangkut hubungan batin, hubungan jemaat yang satu dengan
yang lain dalam roh yang sama.
2.Kekatolikan itu misteri kesatuan. Kekatolikan sebagai kekompakan senantiasa
menjurus ke arah ketertutupan, harus selalu diimbangi oleh kekatolikan yang
menjamin keterbukaan Gereja.
3.Kekatolikan Gereja adalah Bhinneka Tunggal Ika, kesatuan secara de facto
dan de jure karena kesatuan dalam keanekaan dijamin oleh Roh Kudus.
Model –
Model Gereja
Model Lembaga
Gambaran: Sangat menekankan pada hierarki
dan bersifat individualistis. Hampir segalanya ditata dengan hokum dan
kekuasaan untuk menyampaikan ajaran Kristus.
Pandangan
tentang akhir zaman : Kristus meninggalkan warisan: ajaran, pelayanan, sakramen, demi
keselamatan manusia pada akhir jaman.
Pandangan
tentang Gereja yang benar: Mereka percaya, satu-satunya jalan keselamatan adalah melalui Gereja.
Maka yang menjadi sorotan adalah jumlah jemaat dan luas wilayah.
Ikatan
kebersamaan:
Pengakuan ajaran-ajaran yang diterima sebagai ajaran, dan tunduk pada gembala
tertentu.
Jemaat: Mereka yang mengakui ajaran-ajaran
sah, menerima sakramen, tunduk pada gembala tertentu.
Tujuan: Memberikan hidup kekal kepada
anggotanya. Orang luar yang ingin pun, harus menjadi anggota terlebih dahulu.
Kekuatan : Menghasilkan dokumen-dokumen yang
jelas dan berkesinambungan serta identitas yang jelas bagi persekutuan.
Kelemahan: Sulit bekerja sama dengan gereja
lain, karena kurang berkembangnya kreativitas. Alkitab dijadikan seperti kitab hokum,
sehingga lamban untuk berubah.
Hubungan
dengan gereja lain
: Lebih banyak menyendiri, gereja lain diarahkan dan diukur dari dirinya.
Tokoh
jemaat: Kaum
anggota terpilih yang mempunyai wewenang untuk mengajar, memerintah, memberikan
sakramen.
Pandangan
mengenai Wahyu:
Ajaran yang diwariskan para rasul, yang harus disampaikan ke semua orang
melalui pengajaran, sakramen, dan pemerintahan Gereja.
Model Persekutuan
Mistik
Gambaran: Persaudaraan
menjadi keprihatinan utama. Bersifat terbuka atas ikatan batin yang tidak nampak.
Bersifat demokratis.
Pandangan tentang akhir zaman : Keselamatan dimulai dari bumi dan
disempurnakan di Surga, pada akhir jaman.
Pandangan tentang Gereja yang benar:
Gereja itu satu, dan kebenaran dipandang dari mutu jemaatnya.
Ikatan kebersamaan: Anugerah batin
Jemaat: Mereka yang menjadi warga Gereja tapi dalam
arti yang lebih rohani.
Tujuan : Menuntun
orang untuk berhubungan dengan yang Ilahi.
Kekuatan : Memiliki dasar alkitabiah berdasarkan
tradisi katolik. Mengembangkan hubungan antar pribadi.
Kelemahan:
Terkesan tertutup. Tidak jelas antara Gereja lahir dan rohani.
Hubungan dengan gereja lain : Merasa satu dengan aggota Gereja
yang lain, berusaha mengungkapkan secara tepat persatuan yang telah diterima
dari Allah.
Tokoh jemaat: Petugas dan penjaga serta pemelihara
tumbuhnya persekutuan. Orang-orang yang memiliki kharisma.
Pandangan mengenai Wahyu: Wahyu adalah kemampuan yang
diberikan Roh Kudus, agar kita mampu melihat dunia seperti bagaimana Kristus
melihatnya, yaitu tempat untuk membuna persaudaraan.
Model Sakramen
Gambaran :
Menjadi perwujudan yang mendekati
kenyataan yang ilahi dan batin. Bersifat dinamis, dalam menyatukan apa yang
nampak dengan yang tidak nampak.
Pandangan tentang akhir zaman : Gereja baru berarti bila
benar-benar menjadi ungkapan Kerejaan Allah pada akhir
Pandangan tentang Gereja yang benar : Jika dalam perkumpulan jemaat itu
diwujudkannya kehadiran Kristus atau sejauh menjadi Sakramen Kristus.
Ikatan kebersamaan: Semua tanda lahir dapat menandakan rahmat
Kristus.
Jemaat: Mereka yang dapat mengungkapkan dan
menghayati iman.
Tujuan : Menguduskan dan meningkatkan tanggapan manusia
atas rahmat Kristus.
Kekuatan : Rahmat Allah diakui dimana saja. Mendorong
orang untuk menjaga nama baik Gereja. Memberi motivasi untuk setia kepada
Gereja.
Kelemahan: Tidak memperhatikan dasar-dasar alkitabiah.
Tidak memberi kesempatan berkarya di luar Gereja.
Hubungan dengan gereja lain : Gereja yang lain juga sama
seperti dirinya sendiri, merupakan persekutuan. Antar jemaat saling membutuhkan
untuk mewujudkan rahmat batinnya.
Tokoh jemaat:
pribadi yang mewujudkan kurban Kristus, sehingga nampak bagi anggota
jemaat yang merayakannya.
Pandangan mengenai Wahyu:
Wahyu adalah hubungan manusia dengan Allah. Gereja adalah bentuk
eksplisit dari Wahyu tersebut.
Model Pewarta
Gambaran:
Sabda yang diwartakan dan didengar itulah yang membentuk Gereja. Bersifat
kongregasional yaitu menekankan pentingnya jemaat.
Pandangan tentang akhir zaman : Akhir zaman sudah dekat, dan
gereja ini membantu menyiapkan diri untuk menyongsong akhir itu dengan sabda
kepada mereka.
Pandangan tentang Gereja yang benar: Gereja yang mewartakan Injil
adalah benar, bagaimana pun keadaan gereja.
Ikatan kebersamaan: Iman sebagai tanggapan Injil, karena
pewartaan adalah perwataan Kristus.
Jemaat: Mereka yang mendengarkan sabda dan beriman
kepada Yesus.
Tujuan : Mewartakan Sabda.
Kekuatan : Mempunyai dasar yang alkitabiah. Mengembangkan
hidup rohani yang bercorak. Berani dalam mewartakan Kristus.
Kelemahan: Kurang aktif dalam karya. Kurang
berkesinambungan. Kesaksian dan kegiatan tidak seimbang.
Hubungan dengan gereja lain : merasa dapat berhubungan dengan
Gereja lain, selagi Gereja itu mau menghormati Kitab Suci dan mewartakannya.
Tokoh jemaat: Pewarta.
Pandangan mengenai Wahyu:
Wahyu adalah sabda Tuhan. Sabda yang menjelma, Sabda yang tertulis,
Sabda yang diwartakan. Gereja adalah pewarta wahyu.
Model Pelayan
Gambaran :
Melayani dunia dalam hal memperjuangkan kebebasan, keadilan, dan perdamaian.
Terbuka pada masalah di luar Gereja.
Pandangan tentang akhir zaman : tidak memperhatikan ini, bagi
gereja yang penting kehidupan masa kini.
Pandangan tentang Gereja yang benar: satu, kudus, katolik, dan apostolik. Benar bila persaudaran itu dihayati, karena
dengan begitu mau bekerjasma untuk melanjutkan dan berkarya mewujudkan Kerajaan
Allah.
Ikatan kebersamaan: Kesadaran rasa dan pengalaman menjadi
saudara.
Jemaat: Mereka yang mendapatkan pelayanan Gereja dan
yang berjuang bersama melayani dunia.
Tujuan : Membantu
manusia dalam mengharapkan dan mewujudkan Kerajaan Allah.
Kekuatan : Bersifat terbuka untuk aktif keluar Gereja
dan dapat bekerjasama dengan mereka yang berusaha membangun dunia.
Kelemahan: Identitas Kristus tidak jelas. Karena
pelayanan itu juga mencakup pelayanan Sakramental.
Hubungan dengan gereja lain : Mempunyai cita cita terwujudnya
satu Gereja, yang bisa tercapai bila jemaatnya bersatu, membantu dunia mencapai
tujuan Kristus.
Tokoh jemaat: Pejabat gereja lebih terkenal sebagai
pelayan.
Pandangan mengenai Wahyu: Wahyu adalah daya bergiat yang
berkembang menuju tingkat lebih tinggi di dalam Kristus.