Rabu, 21 November 2012

Siraman Rohani untuk Pemimpin


Apapun status atau pekerjaan kita, merupakan kebanggaan tersendiri seandainya kita mendapat respek yang bagus dari orang-orang di sekitar kita.

Masalahnya, respek seperti apa yang kita harapkan? Apakah kita ingin menerima respek dan sikap hormat yang tulus? Ataukah kita ingin menerima respek dan sikap hormat yang dibuat-buat?

Untuk menciptakan manusia-manusia yang pura-pura hormat kepada kita itu gampang. Gunakan kekuasan kita untuk menekan mereka. Sebaliknya, untuk membuat mereka memiliki sikap hormat dan respek yang tulus bukan diperlukan tongkat tapi kasih. Bukan diperlukan sikap otoriter, tapi sikap melayani. Bukan dengan ancaman, tapi dengan teladan.

Kebesaran tidak terletak dalam menjadi kuat, melainkan dalam menggunakan kekuatan dengan benar. Alkitab dengan jelas memaparkan prinsip ini. “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Mrk 10 : 43). Maka sikap hormat dan respek tulus yang kita harapkan akan tercermin dari sikap kita kepada mereka. Semuanya berpulang kepada diri kita sendiri.

Yesus mengajarkan suatu hal yang berbeda dengan pakem yang ada di masyarakat saat itu (pada kutipan alktitab), dan bahkan juga sebagian besar pakem saat ini. Tetapi Yesus tidak asal bicara tentang hal ini. Teladan nyata ditunjukkanNya pada perayaan Kamis Putih. Yesus merendahkan diriNya dengan membasuh kaki para muridNya.

Hendaklah kita semua untuk dapat bersikap seperti apa yang diteladankan oleh Yesus. Hendaklah kita menjadi pemimpin dalam lingkungan kita yang mampu dan mau untuk mengayomi orang-orang di bawahnya serta berorientasi pada wujud pelayanannya bagi lingkungan. Marilah mohon agar kita senantiasa dapat menjadi pribadi yang mau melayani sesama dengan tulus. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Capcuuus kritik dan saran nya masbro mbabro