Lomba
di Jakarta telah selesai. Sekarang sudah tanggal 11 Juni ! Saatnya berlibur di
minggu tenang ! Kali ini aku menghabiskan 3 hari minggu tenangku di kota
pelajar, Jogjakarta.
Ini
kali pertama aku ke Jogja, sendirian pula. Rasa deg-deg an memenuhi dadaku,
memikirkan ada tantangan apa di permainan kali ini? Apakah sempat aku
menaklukkannya dalam 3 hari dua malam? Hahahaha, jelas saja.
Jogja
jelas kota yang jauh lebih maju jika dibandingkan dengan kota ku, Padang.
Terlalu banyak perbedaan yang kurasa tidak perlu kujelaskan. Aku hanya ingin
mencatat perjalanan liburanku kali ini. Mana tahu bisa jadi refrensi buat
teman-teman yang juga sendirian ingin pergi ke Jogja.
Jam
5 sore aku tiba di Bandara Adisutjipto. Dijemput oleh Kak Ui (kakak kandungku
yang kuliah S2 di ISI Jogja) dan Kak Yudi (pacar barunya yang satu jurusan
dengannya). Berhubung mereka sibuk kerja hari ini, akupun dititipkan pada
Angelina Tyas Ratna Ningrum (teman SMAku yang kuliah di Atmajaya Jogja).
Sore
itu aku, Tyas dan Ranni (teman kosan Tyas) hanya sempat ke Malioboro untuk
berbelanja sekedarnya. Akupun tidak melihat sesuatu yang istimewa pada
Malioboro, di Kota Padang, daerah ini mirip seperti sepanjang jalan dari Pasar
Raya hingga ke Permindo. Hanya saja jelas, di sini harganya lebih murah dan
barang-barangnya lebih bagus. Setelah makan malam di warung boerjo, langganan
Tyas dan Rani, aku dan Tyaspun siap menunggu jemputan kak Yudi untuk menaruh
barang bawaanku ke kos nya. Tapi kak Yudi begitu lama, sehingga kami
menyempatkan diri datang ke Japanese Haunted House yang kebetulan sedang buka
di daerah Atmajaya. Mungkin karena aku pernah berpengalaman bekerja sebagai
hantu, di Padang, aku tidak merasa begitu takut. Tapi ya lumayanlah, cukup
menyeramkan.
Malam
nya aku ke alun-alun Jogja yang dikenal dengan pohon beringinnya, ke Tugu
Jogja, dan berkeliling Jogja hingga pukul 1 pagi, pulang ke kos Kak Ui dan
bermalam di sana. Oh ya, aku sempat juga menikmati bersepeda ria bersama kak
Ui, kak Yudi, dan Kak Sondeng (temannya kak Yudi dan kak Ui).
Besok paginya, aku dan kak Ui ke Borobudur, kami bawa motor sampai Kantor Pos, trus naik Trans Jojga sampai halte tempat bus ke Borobudur, baru deh nyampai di Borobudur. Menikmati kehebatan Borobudur di terik siang yang sangat mengiggit. Kebetulan aku pergi itu hari Selasa, jadi Borobudur tidak terlalu ramai, dan aku cukup asyik berfoto-foto ria. Setelah dari Borobudur, kami kembali ke Kantor Pos, mengambil motor, dan melanjutkan perjalan. Tujuan berikutnya adalah Kraton Jogjakarta. Menikmati sejarah-sejarahnya. Kraton aja punya sejarah begini banyak, Indonesia punya berapa Sejarah ya? --“ Setelah itu kami singgah sebentar ke Museum Kereta. Mengelilingi museum itu sekitar setengah jam dan berkhayal, kapan aku jadi puteri dan bisa naik kereta bersama sang pangeran? Hahahahaha XDD
Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Taman Budaya Jogjakarta, tempat sekre FKY (Festival Kebudayaan Yogyakarta), kebetulan Kak Ui adalah sekretarisnya. Parkir motor di sana lalu berjalan-jalan di Pasar Beringharjo. Mencari oleh-oleh, tas kuning dan sepatu kuning. Setelah sekitar dua jam keliling-keliling, aku tidak mendapatkan apa-apa selain oleh-oleh mainan kunci gitar dari batok kelapa. Lalu perjalanan dilanjutkan ke Pasar Mataram untuk kembali mencari sepatu kuning, di sini banyak penjual sepatu. Tapi tetap saja, aku tidak menemukan sepatu kuniiiiiiiiing. Grrrrr.
Lelah
menghampiri dan kami baru ingat, kami belum makan dari pagi. Akhirnya kamipun
mampir ke Kafe Ramintem. Kafe ini kelihatan unik. Sebelumnya Kak Ui bercerita
bahwa ini adalah kafe homo. Mulai dari pemilik, sampai karyawannya kebanyakan
adalah homo. Kafe ini sebenarnya menjual makanan standar Jogja, hanya saja
membuat bentuk pengemasan yang berbeda dan sedikit unik, sesuai dengan kehomoan
mereka. Contohnya saja ada menu Ayam Koteka. Dan saat aku memesan susu, akupun
terkaget melihat cangkir yang didesain menyerupai payudara wanita.
Sudah
senja, kamipun berencana untuk ke Studio 21 di Ambarukmo Plaza (Amplaz).
Kebetulan tanggal 7 kemarin baru saja peluncuran film Soegija. Beliau uskup
pertama di Indonesia yang menjadi salah satu pahlawan untuk kebangkitan
nasional. Beliau cukup berperan di Semarang saat Belanda dan Jepang menguasai
Indonesia. Kamipun berjalan-jalan sebentar di Plaza, karena film pun diputar
pukul 21.30 hingga 23.30. Itupun kami hanya mendapat kursi di barisan nomor dua
dari depan. Karena posisi yang kurang strategis dan dinginnya pendingin
ruangan, sesekali aku sempat tertidur saat film berjalan.
Hari
sudah hampir menjemput dini hari, kamipun kembali menuju alun-alun untuk makan
dan istirahat sejenak. Sekitar pukul 1 dini hari, kamipun kembali menuju kos
Kak Ui, di Sewun, untuk bertemu mimpi.
Besoknya,
kak Ui tidak bisa lagi menemaniku menghabiskan hari. Karena dia harus kerja
full 12 jam hari ini. Dia juga tidak bisa mengantar ku ke bandara untuk kembali
ke Jakarta hari ini. Aku pun bermain bersama kak Yudi, yang cukup baik mau
menghabiskan hari bersamaku. Kami memulai perjalanan kami ke Taman Sari, tempat
mandinya para putri Raja dulu.
Lalu ke museum Vanderburg di dekat Taman Budaya. Sekitar 2 jam kami menghabiskan waktu di sana. Setelah itu aku berjanji untuk ketemuan dengan Bobi (teman SMA ku yang juga kul di Jogja).
Setelah
menelanjangi museum itu, kami bertiga pun melanjutkan perjalanan ke Kebun
Binatang Gembira Loka. Kebun Binatang ini cukup luas, dan mayoritas diisi oleh
kaum reptil dan amfibi. Mereka punya beraneka ragam ular, kodok, dan kadal, dan
lain lain sejenisnya hiiiiiiiii
Lalu ke museum Vanderburg di dekat Taman Budaya. Sekitar 2 jam kami menghabiskan waktu di sana. Setelah itu aku berjanji untuk ketemuan dengan Bobi (teman SMA ku yang juga kul di Jogja).
Hari
sudah mendekati pukul 2. Kamipun mencari tempat untuk makan siang. Kali ini kak
Yudi mengajakku makan malam di sebuah kafe (lupa nama) yang biasanya dipakai
untuk klub-klub dansa di kota pelajar ini. Kafe ini menyediakan semaca orgen
lengkap. Padahal kafe ini terbilang kecil, tapi ya jadi berkesan mewah. Di
sinilah aku berpisah dengan Bobi, karena aku mesti ke Bandara, sudah saatnya
kembali pulang. Pesawat ku berangkat tepat pukul 4 sore.
Tapi
sebelum benar-benar menuju bandara, kak Yudi mengajak ku ke sebuah toko unik,
toko ini menjual barang baru dan bekas. Akupun dengan cepat mengobrak-abriknya
dan mendapatkan kacamata kuning dan earphone winnie the pooh kuning yang lucu.
Ya walaupun bukan tujuan utamaku, tapi setidaknya cukup meredakan sedihnya hati
yang tidak juga mendapatkan tas kuning dan sepatu kets kuning, hwuaaaaaaaaaa.
Sekitar
pukul setengah 4, aku kembali tiba di Bandara Adisutjipto. “Terimakasih ya Kak”
salam ku pada kak Yudi sebelum check in.
Waaaah,
sungguh tiga hari yang melelahkan. Akupun tertidur pulas di pesawat. Good Bye
Jogja, I hope we can meet again, someday. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Capcuuus kritik dan saran nya masbro mbabro