Hari kemarin aku dan dia merasa kalau dunia milik berdua, tapi hari ini aku dan
dia merasa kalau dunia ini akan hancur karena kata “putus” yang terlontar dari
aku, dia, atau mungkin kami berdua. Keadaan seperti ini memang sudah tidak aneh
dalam hubungan antar sepasang kekasih. Akan tetapi, kita harus tahu penyebab
dibalik keputusan untuk mengakhiri hubungan lalu kembali merajut hubungan dan
bagaimana kita seharusnya bertindak.
Alasan
dibalik “putus nyambung” sebenarnya adalah emosi sesaat yang tidak bisa
dikendalikan secara sehat. Saat kamu dan dia menemukan ketidakcocokan,
keputusan yang terlontar pertama kali pasti keinginan untuk cepat-cepat
memutuskan hubungan. Tapi keesokan harinya atau bahkan beberapa menit, jam,
hari kemudian kamu atau dia menyesal dan memutuskan untuk kembali bersama.
Kalau sudah begini, lantas langkah apa yang harus diambil? Berikut diantaranya:
1.
Fokus pada masalah
Cobalah
untuk menghadapinya dengan kepala dingin ketika sebuah masalah atau konflik
muncul. Jangan biarkan emosi sesaat menguasai diri dan berpikir secara logis
dalam mencari solusi dari permasalahan yang ada.
2.
Sadar tentang definisi sebuah hubungan
Terkadang
ketika emosi yang berkuasa, kita sering dibutakan dengan yang namanya konteks
sebuah hubungan. Dalam sebuah hubungan tidak selalu diisi oleh kebahagiaan tapi
juga ada yang namanya konflik. Oleh karena itu, kamu dan dia seharusnya tidak
boleh menyerah dengan mudah. Cobalah untuk menghadapinya dengan senyum. Jangan
berpikir dikit-dikit untuk putus.
3.
Kompromi antara kamu dan dia
Sudah
saatnya bagi kamu untuk makin meningkatkan intensitas komunikasi antar
pasangan. Cobalah untuk mengkomunikasikan keinginan kamu dan mendengar
penjelasan si dia. Sebuah diskusi pasti terjadi antara kalian dan waktunya untuk
mencari solusi. Selain itu, kalian juga butuh introspeksi agar tidak mengulang
kesalahan yang sama yang berujung pada kata “putus nyambung”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Capcuuus kritik dan saran nya masbro mbabro