Rabu, 13 Juni 2012

Jogja For The First Time


Lomba di Jakarta telah selesai. Sekarang sudah tanggal 11 Juni ! Saatnya berlibur di minggu tenang ! Kali ini aku menghabiskan 3 hari minggu tenangku di kota pelajar, Jogjakarta.

Ini kali pertama aku ke Jogja, sendirian pula. Rasa deg-deg an memenuhi dadaku, memikirkan ada tantangan apa di permainan kali ini? Apakah sempat aku menaklukkannya dalam 3 hari dua malam? Hahahaha, jelas saja.

Jogja jelas kota yang jauh lebih maju jika dibandingkan dengan kota ku, Padang. Terlalu banyak perbedaan yang kurasa tidak perlu kujelaskan. Aku hanya ingin mencatat perjalanan liburanku kali ini. Mana tahu bisa jadi refrensi buat teman-teman yang juga sendirian ingin pergi ke Jogja.

Jam 5 sore aku tiba di Bandara Adisutjipto. Dijemput oleh Kak Ui (kakak kandungku yang kuliah S2 di ISI Jogja) dan Kak Yudi (pacar barunya yang satu jurusan dengannya). Berhubung mereka sibuk kerja hari ini, akupun dititipkan pada Angelina Tyas Ratna Ningrum (teman SMAku yang kuliah di Atmajaya Jogja).

Sore itu aku, Tyas dan Ranni (teman kosan Tyas) hanya sempat ke Malioboro untuk berbelanja sekedarnya. Akupun tidak melihat sesuatu yang istimewa pada Malioboro, di Kota Padang, daerah ini mirip seperti sepanjang jalan dari Pasar Raya hingga ke Permindo. Hanya saja jelas, di sini harganya lebih murah dan barang-barangnya lebih bagus. Setelah makan malam di warung boerjo, langganan Tyas dan Rani, aku dan Tyaspun siap menunggu jemputan kak Yudi untuk menaruh barang bawaanku ke kos nya. Tapi kak Yudi begitu lama, sehingga kami menyempatkan diri datang ke Japanese Haunted House yang kebetulan sedang buka di daerah Atmajaya. Mungkin karena aku pernah berpengalaman bekerja sebagai hantu, di Padang, aku tidak merasa begitu takut. Tapi ya lumayanlah, cukup menyeramkan.

Malam nya aku ke alun-alun Jogja yang dikenal dengan pohon beringinnya, ke Tugu Jogja, dan berkeliling Jogja hingga pukul 1 pagi, pulang ke kos Kak Ui dan bermalam di sana. Oh ya, aku sempat juga menikmati bersepeda ria bersama kak Ui, kak Yudi, dan Kak Sondeng (temannya kak Yudi dan kak Ui).


Besok paginya, aku dan kak Ui ke Borobudur, kami bawa motor sampai Kantor Pos, trus naik Trans Jojga sampai halte tempat bus ke Borobudur, baru deh nyampai di Borobudur. Menikmati kehebatan Borobudur di terik siang yang sangat mengiggit. Kebetulan aku pergi itu hari Selasa, jadi Borobudur tidak terlalu ramai, dan aku cukup asyik berfoto-foto ria. Setelah dari Borobudur, kami kembali ke Kantor Pos, mengambil motor, dan melanjutkan perjalan. Tujuan berikutnya adalah Kraton Jogjakarta. Menikmati sejarah-sejarahnya. Kraton aja punya sejarah begini banyak, Indonesia punya berapa Sejarah ya? --“ Setelah itu kami singgah sebentar ke Museum Kereta. Mengelilingi museum itu sekitar setengah jam dan berkhayal, kapan aku jadi puteri dan bisa naik kereta bersama sang pangeran? Hahahahaha XDD






Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Taman Budaya Jogjakarta, tempat sekre FKY (Festival Kebudayaan Yogyakarta), kebetulan Kak Ui adalah sekretarisnya. Parkir motor di sana lalu berjalan-jalan di Pasar Beringharjo. Mencari oleh-oleh, tas kuning dan sepatu kuning. Setelah sekitar dua jam keliling-keliling, aku tidak mendapatkan apa-apa selain oleh-oleh mainan kunci gitar dari batok kelapa. Lalu perjalanan dilanjutkan ke Pasar Mataram untuk kembali mencari sepatu kuning, di sini banyak penjual sepatu. Tapi tetap saja, aku tidak menemukan sepatu kuniiiiiiiiing. Grrrrr.

Lelah menghampiri dan kami baru ingat, kami belum makan dari pagi. Akhirnya kamipun mampir ke Kafe Ramintem. Kafe ini kelihatan unik. Sebelumnya Kak Ui bercerita bahwa ini adalah kafe homo. Mulai dari pemilik, sampai karyawannya kebanyakan adalah homo. Kafe ini sebenarnya menjual makanan standar Jogja, hanya saja membuat bentuk pengemasan yang berbeda dan sedikit unik, sesuai dengan kehomoan mereka. Contohnya saja ada menu Ayam Koteka. Dan saat aku memesan susu, akupun terkaget melihat cangkir yang didesain menyerupai payudara wanita.



Sudah senja, kamipun berencana untuk ke Studio 21 di Ambarukmo Plaza (Amplaz). Kebetulan tanggal 7 kemarin baru saja peluncuran film Soegija. Beliau uskup pertama di Indonesia yang menjadi salah satu pahlawan untuk kebangkitan nasional. Beliau cukup berperan di Semarang saat Belanda dan Jepang menguasai Indonesia. Kamipun berjalan-jalan sebentar di Plaza, karena film pun diputar pukul 21.30 hingga 23.30. Itupun kami hanya mendapat kursi di barisan nomor dua dari depan. Karena posisi yang kurang strategis dan dinginnya pendingin ruangan, sesekali aku sempat tertidur saat film berjalan.


Hari sudah hampir menjemput dini hari, kamipun kembali menuju alun-alun untuk makan dan istirahat sejenak. Sekitar pukul 1 dini hari, kamipun kembali menuju kos Kak Ui, di Sewun, untuk bertemu mimpi.
Besoknya, kak Ui tidak bisa lagi menemaniku menghabiskan hari. Karena dia harus kerja full 12 jam hari ini. Dia juga tidak bisa mengantar ku ke bandara untuk kembali ke Jakarta hari ini. Aku pun bermain bersama kak Yudi, yang cukup baik mau menghabiskan hari bersamaku. Kami memulai perjalanan kami ke Taman Sari, tempat mandinya para putri Raja dulu.



Lalu ke museum Vanderburg di dekat Taman Budaya. Sekitar 2 jam kami menghabiskan waktu di sana. Setelah itu aku berjanji untuk ketemuan dengan Bobi (teman SMA ku yang juga kul di Jogja).


Setelah menelanjangi museum itu, kami bertiga pun melanjutkan perjalanan ke Kebun Binatang Gembira Loka. Kebun Binatang ini cukup luas, dan mayoritas diisi oleh kaum reptil dan amfibi. Mereka punya beraneka ragam ular, kodok, dan kadal, dan lain lain sejenisnya hiiiiiiiii




Hari sudah mendekati pukul 2. Kamipun mencari tempat untuk makan siang. Kali ini kak Yudi mengajakku makan malam di sebuah kafe (lupa nama) yang biasanya dipakai untuk klub-klub dansa di kota pelajar ini. Kafe ini menyediakan semaca orgen lengkap. Padahal kafe ini terbilang kecil, tapi ya jadi berkesan mewah. Di sinilah aku berpisah dengan Bobi, karena aku mesti ke Bandara, sudah saatnya kembali pulang. Pesawat ku berangkat tepat pukul 4 sore.

Tapi sebelum benar-benar menuju bandara, kak Yudi mengajak ku ke sebuah toko unik, toko ini menjual barang baru dan bekas. Akupun dengan cepat mengobrak-abriknya dan mendapatkan kacamata kuning dan earphone winnie the pooh kuning yang lucu. Ya walaupun bukan tujuan utamaku, tapi setidaknya cukup meredakan sedihnya hati yang tidak juga mendapatkan tas kuning dan sepatu kets kuning, hwuaaaaaaaaaa.
Sekitar pukul setengah 4, aku kembali tiba di Bandara Adisutjipto. “Terimakasih ya Kak” salam ku pada kak Yudi sebelum check in.



Waaaah, sungguh tiga hari yang melelahkan. Akupun tertidur pulas di pesawat. Good Bye Jogja, I hope we can meet again, someday. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Capcuuus kritik dan saran nya masbro mbabro