Subuh ini aku gak pengen nulis sesuatu yang berbobot. Sudah jam 12.46 WIB. Pagi ini aku kuliah 07.45. Akhir-akhir ini aktivitas terasa membosankan. Terlalu banyak pikiran bersarang di kepalaku. Mataku pun tidak membaik, menangis setiap sepi, menonton film setiap sedih, dan onlen pada jejaring sosial setiap bingung. Hidupku tak terarah akhir-akhir ini. Aku bingung sekali untuk menentukan prioritas. Susah sekali untuk berdiri sendiri, itu yang sering terucap dari hatiku.
Ntahlah. Lebih nyaman bercerita denganmu, daripada dengan semua orang di dunia nyata. Sekalipun orang di dunia nyata bisa saja membacamu, tapi tentu itu bukan salahmu, itu salah mereka yang kemudian tertarik dengan tulisanku. Beda jika aku bercerita dengan orang di dunia nyata, jika orang lain bisa tahu, maka itu karena mereka telah mengkhianati kepercayaanku.
Sejak tidak berhubungan lagi dengan Cris (mantan waktu SMA), aku sedikit merasa frustasi.Kehilangan sekali (dulu). Sejak saat itu aku merasa sangat dikhianati dan begitu sulit untuk mempercayai siapa-siapa lagi. Aku merasa teman hanya berfungsi sebagai teman. Tak ada namanya teman sejati, sahabat sejati, dan sebagainya. Yang ada hanyalah orang-orang yang berusaha untuk mempertahankan itu. Sehingga kegiatan berbagi sudah menjadi sebuah kesulitan untukku. Aku tidak bisa dan biasa lagi berbagi sesuatu yang benar-benar aku rasa atau pikir. Termasuk dengan pacar-pacarku (sudah menjadi mantan) yang lain setelah Cris, termasuk juga beberapa teman dekat lelaki yang hampir menjadi pacar, semua menjadi sebuah permainan menyakitkan untukku. Semakin aku mengenal banyak orang, semakin sulit aku menilai mana yang bisa kupercaya dan mana yang tidak.
Hingga kemarin malam. Tiba-tiba aku tersadar mendapati diriku termenung memandangi laptopku yang terus menyala. Tiba-tiba rasanya luar biasa sakit, tidak seperti biasanya. Air matakupun menetes tanpa banyak waktu. Aku terdiam dan terhenyak pada tumpukan bantalku. Aku merasa bahwa malam kemarin adalah malam tersepi untuk diriku. Aku meraih handphone ku dan menekan terus tombol bawah, untuk mencari sebuah nama yang bisa dipercaya. Jariku berhenti di beberapa nama tapi tetap hanya nama terakhir (Zutto <3) yang akhirnya bisa kukirimi pesan. Dan seperti biasa aku hanya mampu menuliskan pesan "Baaang.."
Zutto <3 biasanya selalu menjawab pesanku dengan sederhana, "Apa dek?" "Iya dek.." "Kenapa dek?"
Sehingga sering kali aku susah untuk memulai segala sesuatunya. Bukan kali pertama aku mengiriminya pesan "baaang..". Tapi biasanya aku selalu gagal untuk membuat diriku berani mengetik sesuatu yang bisa membagikan isi pikiranku. Tadi malam semua berbeda. Air mataku tak kunjung berhenti dan terus mengetik pesan dan mengiriminya. Di awal aku sudah mengatakan banyak hal tentang syarat-syarat dia bisa mendengarkan ceritaku. Aku memintanya untuk berprilaku menjadi orang asing dan menganggap bahwa ceritaku hanyalah cerita bohongan. Karena ini susah sekali buatku untuk berbagi sesuatu yang benar-benar aku rasakan. Terakhir kali aku melakukannya dengan Cris, hampir 2 tahun yang lalu.
Aku lupa ada berapa pesan panjang yang kukirim. Tapi ya cukup melegakanku. Dia pun bercerita tentang dirinya dan keluarganya. Respon yang tidak kusangka. Aku kira dia hanya akan menyebut nama Tuhan dalam setiap pesannya. Sama seperti yang dilakukan teman-temanku sebelumnya, biasanya. Mereka hanya akan menyuruhku pasrah dengan semuanya dan berdoa berdoa berdoa. Tapi aku juga tidak tahu kenapa tiba-tiba Zutto <3 mau menceritakan keluarganya walaupun hanya sedikit katanya. Itu membuatku merasa lega sedikit.
Kurang lebih pukul satu subuh, kami selesai berkomunikasi dan aku mengakhiri tangisku dengan menonton film lagi. Aku harus memaksa mata ini mengantuk, pikirku. Tapi akhirnya aku bisa tidur ketika jam menunjukkan pukul 3 dini hari.
Besok paginya aku terbangun dan melupakan satu jadwal kuliah pagi. Aku termenung dan menyadari apa yang telah aku lakukan tadi malam. Aku tidak tahu dia akan mengecewakanku lagi atau tidak. Tapi yasudahlah, semua sudah terlanjur. Aku tidak bisa berbuat banyak. Aku sendiri bingung kenapa aku sebodoh ini. Kenapa aku bisa mempercayainya lagi, setelah rasanya begitu sakit dikhianati? haha. Ya, kau pasti bingung siapa Zutto <3? Iya dia mantan terakhir ku. Dia yang mengkhianati semua kepercayaanku hanya dalam waktu dua minggu, hahahaha. Sudahlah, bantu aku dengan doa, semoga saja kebodohan yang aku lakukan tadi malam tidak terjadi lagi. Bantu aku dengan doa, supaya dia melupakan ceritaku, sehingga tidak ada lagi alasanku untuk meragukan kepercayaanku padanya.
Amin..
Selama tidur, mimpi indah :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Capcuuus kritik dan saran nya masbro mbabro