Menulis
memang menjadi hobiku dalam hal demi membunuh waktu. Waktu yang sering kubunuh
adalah waktu kesepian yang seringkali hanya bisa membuatku melamun
berkepanjangan. Sesuatu yang sangat tidak berguna, pikirku. Semua dimulai
karena aku tidak punya teman yang kupercaya untuk mendengarkanku setiap saat. Anehnya
sekelilingku sering kali menilaiku ekstrovert atau terbuka. Tapi aku sendiri
kadang bingung aku ini sebenarnya seorang yang ekstrovert atau introvert.
Menulis
bisa membuatku seakan-akan memiliki teman. Itu memberiku alasan untuk lega
seperti setelah aku berhasil menceritakan sesuatu dengan temanku. Namun
akhir-akhir ini menulis hanya sebatas ajang curhat (curahan hati) buatku. Aku
bahkan kadang tidak memperhatikan ejaanku atau bagaimana kira-kira pemahaman
orang yang membaca tulisanku. Aku hanya menulis sebatas diary. Menulis seperti
ini sudah kumulai sejak kelas 5 SD. Sejak aku pertama kali mengenal yang
namanya cinta monyet. Aku menulis semua perasaanku di diary karena aku begitu
malu untuk menceritakannya dengan orangtuaku, apalagi dengan kakak atau
abangku. Dan setelah aku mengenal puisi, akupun mulai menulis puisi. Hingga
saat SMP aku sering membuat cerita-cerita. Beberapa ada yang selesai sehingga
menjadi cerita pendek. Ada juga yang tidak selesai karena akhirnya ceritaku
mengambang dan aku malas menyelesaikannya ketika memasuki halaman seratusan.
Tapi sekarang semua itu sudah tidak ada lagi berkasnya. Aku hanya menemukan dua
cerita pendekku yang berhasil aku print waktu itu. Sisanya hilang aku tidak
tahu.
Menulis
memang hanya sekedar hobi selingkuhan. Aku melakukannya hanya jika hobi-hobiku
yang lain seperti berfoto, makan, atau berjalan-jalan tidak memberi kepuasan
lagi. Sehingga aku tidak pernah menyeriusinya. Niatku untuk menyeriusi ada,
tapi aku belum melihat sebuah peluang yang besar untuk hobiku itu sendiri,
sementara aku hanya sekedar mood-mood an dengan hobi yang satu ini. Aku juga
beberapa kali membaca dan membeli buku tentang menulis, tapi tetap saja belum
untuk diseriusi.
Sore
ini, aku tiba-tiba dipaksa oleh seorang abangku bernama Insal Al Fajri, aku
memanggilnya bang kiting (karena rambut keritingnya yang gondrong). Dia kenalan
ku dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Kota Padang. Dia
memaksaku untuk segera datang ke salah satu kafe terkenal di dekat kampusku
untuk ikut bergabung bersama Kelompok Jejak Pena (nama ini kuketahui setelah
akhir pertemuan). Kelompok ini kelompok mandiri yang beranggotakan teman-teman
mahasiswa dari berbagai universitas di Kota Padang. Pertemuan kali ini aku
menemui lima teman baru. Kami semua ada tujuh orang, hanya saja aku sudah
mengenal bang kiting. Selebihnya ada Kak Ilmi (sering menulis di Koran kampus) ,
Bang Apri (bekerja tetap di salah satu Koran Padang, Singgalang), Kak Kunin,
Kak Fatiq, dan Kak Ayu. Aku belum mengenal banyak tentang mereka, tapi berdasarkan
pembicaraan diskusi, aku melihat bahwa mereka orang-orang yang sudah berpengalaman
dalam dunia tulis menulis dibandingkan aku.
Awalnya
aku tidak terlalu berminat, tapi selama diskusi aku merasa sangat tertarik dan
terangsang untuk menjadi seorang penulis. Tiba-tiba niatku yang dulu ada, begitu
terang dalam hatiku, dan aku ingin sekali untuk segera menulis sesuatu. Aku
semakin senang saat mengetahui bahwa setiap pertemuan aka nada tugas menulis
untuk pertemuan berikutnya. Walaupun aku hanya diam-diam saja, aku mulai
memperhatikan detil mereka satu persatu.
Dan
pertemuan tadi sore adalah pertemuan kedua kelompok ini. Pertemuan kali ini membahas tentang artikel, essay, dan opini. Karena menemukan banyak kebingungan di perjalanan diskusi, akhirnya kami memusatkan pembahasan pada artikel saja. Setelah kurang lebih satu jam an, aku merasa pertemuan ini cukup memuaskan. Berhubung aku tidak datang pada pertemuan pertama, maka aku diberi tanggungjawab tugas menulis yang sama yaitu, dengan tema Wawasan Almamater, resensi untuk novel
Negara Kelima, dan artikel bebas. Semua tugas ini akan disharekan di grup pada
jejaring sosial dunia maya (facebook) dan print out nya akan dibahas pada
pertemuan ketiga, Jumat depan jam 2 siang di tempat yang sama, Q-te (nama kafe
tersebut).
Aku
berharap melalui kegiatan ini, hobi menulis ku bisa mendapat wadahnya, sehingga
aku bisa menyeriusinya. Berharap suatu saat tulisanku bisa dimuat di salah satu
koran nasional. Amiiiinn.
Salam
Menulis,
Aminnnn,..
BalasHapusKamu emang bener-bener suka mnulis yaw,.
Hmmm, saya suka dengan tulisan2nya, semoga kamu bisa jadi penulis yang terkenal & sukses,. semanagattt,. :D
Aminnnn,..
BalasHapusKamu emang bener-bener suka mnulis yaw,.
Hmmm, saya suka dengan tulisan2nya, semoga kamu bisa jadi penulis yang terkenal & sukses,. semanagattt,. :D
makasii yaa doanya :))
BalasHapussuka sekali ya nggak juga, tapi ya lumayanlah selagi memberikan hasil positif, hehe
Amiiiiin :)
Waww amin :)
BalasHapusBaguss kak smoga kk sukses kedepanya aminnnn dan diberi kelancaran dalam setiap usaha kk ,semangat terus kak
BalasHapus