Rindu
telah membuat setiap rongga dadaku sesak.
Membuat
gendang telingaku berteriak.
Jantungpun
mampu memompa segalanya lebih cepat.
Rindu
telah membuat nadiku bergetar, hingga tulangku pun berdecit.
Rindu
itu sederhana dan mampu lakukan segalanya.
Sebenarnya
aku tak lagi kuasa merindukanmu, hanya saja aku belum ingin terlihat lemah,
Sayang.
Semuanya
terdengar mudah dalam kata-kata, dan aku masih ingin memegang setiap gema nya.
Rindu
itu sederhana, nikmati saja, jalani apa adanya.
Tak
ada yang perlu kau cemaskan, Sayang..
Aku
kuat dan masih mampu bertahan.
Tapi...bisakah
sejenak kau dengar isakku?
Isakku
setiap ku umbar sayang dan rindu?
Isakku
setiap ku mendengar semua hurufmu?
Isakku
setiap ku tak mampu menahan kerapuhanku.
Bagaimana
Sayang?
Terdengarkah
tangisku malam ini? Saat aku terdiam menikmati gelombang suara dalam ceritamu?
Sampaikah
semua getaranku ke telingamu? Saat aku berusaha tertawa kecil membayangkan
senyummu?
Mampukah
kau raba hatiku? Yang selalu berteriak memanggil namamu?
Sanggupkah
kau rasakan dinginnya napasku? Dia terlalu sering kali memikirkanmu.
Bahkan
ujung rambutku pun sudah merindukan belaianmu, aku tak bisa munafik.
Aku
sadar, aku tak bisa lagi melalui semua rindu ini sendirian, Sayang.
Tapi
kapan aku mampu menyampaikan semua kerinduan ini, tanpa air mata?
Adakah
rindu di hatimu, seperti rindu yang kurasa?
Ahh,
aku tidak pernah benar-benar peduli.
Yang
ku tahu, aku merindukanmu. Sederhana, itu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Capcuuus kritik dan saran nya masbro mbabro