Barusan
gue baru kelar baca novel “5 cm” nya Donny Dhirgantoro. LUAR BIASA. Ini novel,
berbobot tinggi, tapi ditulis dengan sederhana. Mulai dari makna-makna motivasi
implisit, nilai sastra, nilai komersial, nilai perjuangan, sampai nilai sosial
jiwa mudanya, komplit.
Banyak
hal yang bisa diambil dari novel ini. Tapi gue paling menarik pada halam
tengahnya (mulai hal.263). Kata-kata di halaman ini, SUMPAH, pernah dan sering
terlintas di kepala gue, dan jujur itu yang gue pegang sampai sekarang.
Walaupun di satu sisi gue ngerasa kecewa karena bukan gue yang buat kata-kata
itu tertulis menjadi sebuah novel, tapi di sisi lain, gue bangga banget, bisa
mikirin kata-kata itu sebelumnya, yang sebenarnya mantap banget kalau
ditulisin. Gue bangga BANGET.
Ini
dia penggalan ceritanya yang paling gue suka.
Manusia itu terbagi
dua jenis. Ada manusia eksternal dan ada manusia internal.
Manusia eksternal
adalah manusia yang selalu memandang sesuatu yang terjadi padanya sebagai
akibat keadaan yang terjadi di luar dirinya. Manusia eksternal beranggapan
bahwa semua keadaan atau segala kejadian yang menimpa dirinya itu disebabkan
oleh keadaan eksternal di luar kendalinya. Kalo gampangnya, manusia yang selalu
menyalahkan keadaan. Dia selalu berpikir keadaan yang selalu mengontrol
dirinya, bukan dirinya yang mengontrol keadaan.
Kebalikannya adalah
manusia internal. Dia yang selalu merasa harus mengontrol keadaan, dan tidak
pernah mau kalah sama keadaan. Mereka manusia internal adalah manusia yang akan
selalu melihat dahulu apa yang salah dalam dirinya, bukan lantas menyalahkan
keadaan.
Intinya itu, di hidup
gue, gue itu supir, bukan penumpang !!
Gue gak mau diatur
oleh keadaan. Gue harus selalu jadi kalimat aktif selalu pakai awalan me- bukan
kalimat pasif dengan awalan di-.
Gue gak pernah mau
kalah sama keadaan. Lagian yang bilang kita kalah itu siapa? Kita sendiri kan?
Kalo kita nggak bilang kalah, kita nggak akan pernah kalah! Sebenarnya itu,
nggak pernah ada manusia yang kalah, cuma pelajaran nya aja mungkin agak berat
dibanding yang lain. Atau mungkin kita sendiri yang membuatnya terlihat berat.
Padahal bukannya kita beruntung kalau mendapatkan pelajaran yang lebih berat
dari yang lain? Jadi semua kembali lagi ke masalah sikap.
Apapun itu, cobaan,
kegagalan, kekalahan, tidak akan menjadi sesuatu yang buruk, tergantung kita
menyikapinya. Kalo kita bersikap positif sama kegagalan kita, kita akan
menganggapnya sebagai suatu pelajaran yang amat berharga yang telah Tuhan
berikan untuk kita. Ibarat bikin pintu ke jalan baru.
Ada yang bilang,
kehidupan adalah 10% yang terjadi pada dirimu dan 90% sisanya adalah bagaimana
kita menyikapinya. Sebenarnya Tuhan telah memberi kebebasan kepada setiap
manusia untuk memilih apakah akan bersikap negatif atau positif terhadap suatu
keadaan. Kita setiap manusia diberi kebebasan untuk memilih. Memilih di
persimpangan-persimpangan kecil atau besar dalam sebuah “Big Master Plan” yang
telah diberikan Tuhan kepada kita semenjak lahir. Jadi semuanya ke masalah
pilihan!
Pilihlah untuk terus
bermimpi! Sekalipun sebenarnya mimpi adalah sesuatu yang tidak pasti, tapi kita
harus punya mimpi. Apa jadinya kalo orang nggak punya mimpi. KOSONG! Sama
dengan manusia yang tidak percaya Tuhan, KOSONG! Dan mereka yang kosong, nggak
lebih dari seonggok daging yang punya nama.
Sebelumnya
semua yang tertulis di atas itu cuma mengambang di kepala gue. Sekarang,
setelah gue ngelihat semuanya tertulis dengan rapi, gue ngerasa lebih sempurna.
Semangat gue berkobar-kobar, dan rasanya tu, walaupun sekarang gue lagi libur
semester, gue pengen banget buka buku dan belajar. Gue pengen memperdalam ilmu
gue dan memperbaiki kebodohan gue akibat kemalasan-kemalasan gue semester lalu.
Tiba-tiba tu rasanya gue semangat banget buat ngelakuin hal-hal yang sebelumnya
gue tunda-tunda. Cuma karena berhubung nih malam mati lampu, gue belajarnya
mesti ditunda besok, tapi gue NIAT. Semangat gue luar biasa, walaupun sebentar
lagi pukul 24.00 wib. Dan yang paling gila lagi, gue ngerasa gue pernah mendaki
Gunung Mahameru!
Jadi, gue saranin buat lo semua buat baca buku ini. Gak
bakal nyesal, gue jamin. Kecuali emang lo ngerasa menjadi seonggok daging punya
nama udah cukup buat bikin lo hidup.
Ingat, setiap lo punya mimpi, atau keinginan atau
cita-cita, lo taruh di depan kening lo, jangan menempel, biarkan dia
menggantung 5 cm di depan kening lo. Jadi dia gak akan pernah lepas dari mata
lo.
Habis
itu yang lo butuhkan cuma :
Kaki
yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya. Tangan yang akan berbuat lebih
banyak dari biasanya. Mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya. Leher
yang akan lebih sering melihat ke atas. Lapisan tekad yang seribu kali lebih
keras dari baja. Hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya. Dan mulut
yang akan selalu berdoa.
Kamu nggak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud
nantinya, karena kamu hanya harus mempercayainya. Percaya pada 5 sentimeter di
depan kening kamu.
Selamat mencoba ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Capcuuus kritik dan saran nya masbro mbabro