Selasa, 01 Mei 2012

Kebudayaan Batak

Sukubangsa batak terdiri dari sub sukubanga:
ž  Karo   : daerah Dataran Tinggi karo, Langkat Hulu, Serdang Hulu,& Dairi
ž  Simalungun : daerah Simalungun
ž  Pakpak  : Dairi
ž  Toba  : daerah tepi danau Toba, Asahan, Silindung, Pulau Samosir, Sibolga & dpegunungan Pahae dan Habinsaran
ž  Angkola  : Angkola, Sipirok, sebagian Sibolga, Batang Toru, Padang Lawas
ž  Mandailing : Mandailing, Ulu, Pakatan.

Pola Perkampungan
ž  Huta (bhs Toba) merupakan kesatuan yang dihuni oleh keluarga dari satu klen
ž  Kuta (bhs karo)biasanya lebih besar dari huta, dihuni oleh beberapa klen yg berbeda.
ž  Dalam huta ada rumah-rumah, halaman, lumbung.
ž  Setiap desa ada balai desa (balai kerapatan), partukhoan (bhs Toba) dan pohon beringin di depan kampung.

Rumah
ž  Rumah disebut ruma (Batak), jabu (Toba), rumah (karo)
ž  Rumah batak dihuni oleh beberapa keluaga inti yang terikat oleh hubungan kekerabatan patrilineal.
ž  Keluarga luas virilokal

Sistem kekerabatan
ž  Perkawinan: ideal, perkawinan antara orang-orang rimpal (marpariban (dlm bhs Toba) yaitu: seorang laki-laki dengan anak perempuan saudara laki-laki ibunya
ž  Eksogami marga
ž  Kawin lari: mangalua. Manuruk-nuruk (minta maaf)
ž  Kawin levirat (lakoman dlm bhs karo)mangabia (toba)à janda kawin dg saudara suami .
ž  Pola menetap sesudah menikah: virilokal ( uxorilokal)
ž  Kelompok kekerabatan: patrilineal
ž  Satu ayah, satu kakek, satu nenek moyang:  sada bapa, sada nini (Karo)
ž  Saama, saompu (Toba)
ž  Keluarga batih : jabu (karo), Ripe (Toba)
ž  Marga; klen

HULA HULA atau TONDONG, yaitu kelompok orang orang yang posisinya “di atas”, yaitu keluarga marga pihak istri sehingga disebut SOMBA SOMBA MARHULA HULA yang berarti harus hormat kepada keluarga pihak istri agar memperoleh keselamatan dan kesejahteraan.

DONGAN TUBU atau SANINA, yaitu kelompok orang-orang yang posisinya “sejajar”, yaitu: teman/saudara semarga sehingga disebut MANAT MARDONGAN TUBU, artinya menjaga persaudaraan agar terhindar dari perseteruan.

BORU, yaitu kelompok orang orang yang posisinya “di bawah”, yaitu saudara perempuan kita dan pihak marga suaminya, keluarga perempuan pihak ayah. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari disebut ELEK MARBORU artinya agar selalu saling mengasihi supaya mendapat berkat.

Kepemimpinan
ž  Di bidang adat: musyawarah dipimpin oleh anak beru tua jabu (ketua anak beru)
ž  Di bidang pemerintahan: dipegang oleh turunan tetua merga taneh (orang asal). Kepala kuta disebut pengulu, kepala urung disebut raja urung dan sibayak untuk bagian kerajaan
ž  Di bidang agama: guru sibaso : tidak scr turun temurun

Religi
ž  Sebagian besar orang Batak menganut agama Kristen dan sebagian lagi beragama Islam. Tetapi ada pula yang menganut agama Malim (pengikutnya biasa disebut dengan Parmalim) dan juga penganut kepercayaan animisme (disebut Pelebegu atau Parbegu), walaupun kini jumlah penganut kedua ajaran ini sudah semakin berkurang.
ž  Religi tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-Nya terwujud dalam Debata Natolu.
ž  Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak mengenal tiga konsep, yaitu:
ž  Tondi : adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di dalam kandungan.Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.
ž  Sahala : adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.
ž  Begu : adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu malam.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Capcuuus kritik dan saran nya masbro mbabro