Senin, 28 Mei 2012

Si Sipit Eps.I - Awalnya


Perkenalkan namanya Alfredo Stevanus Meliala. Dia orang baru dalam hidupku. Orang yang tak pernah kukira akan masuk ke dalam daftar hatiku. Kami baru kenal sekitar dua minggu.



Bang Edo, begitu aku memanggilnya, menjabat Presidium Pengembangan Organisasi (PPO) di Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Pekanbaru. Kebetulan membuat kami bertemu di Padang, saat kami PMKRI Cabang Padang berhasil melaksanakan salah satu program kerja dari Presidium Gerakan Kemasyarakatan (PGK). Kegiatan kali ini bernama “Pelatihan Advokasi”, kegiatan nasional yang mengundang PMKRI seluruh cabang di Indonesia. Akan tetapi kondisi PMKRI yang sedang penuh pergulatan, membuat kami kurang beruntung, sehingga hanya bisa mendatangkan rekan dari cabang Pekanbaru dan Palembang. Tapi tidak apalah, yang terpenting adalah ilmu dan pengalamannya.

Hari pertama aku mengenal wajahnya adalah saat sidang pembukaan, yang mana kebetulan aku sebagai protokoler sidang. Dia berkulit gelap, mungkin sekitar 7/8 cm lebih tinggi dariku, berkacamata, bermata sipit (ntah memang sipit atau karena pakai kacamata, gak tahu), berbadan proposional. Begitulah singkat cerita aku mendeskripsikan fisiknya. Kalau ditanya cakep atau gak, hmm, aku bingung, dibandingkan mantan terakhir sih, kalah jauh, hahahaha, tapi kalau dinilai secara objektif, dia menarik. Mengapa menarik? Ya dengan badan yang proposional, berdandan rapi dan bersih, serta tidak punya banyak jerawat. Enak dipandang deeeh J

Dalam rentang waktu seminggu pelatihan, kami hanya bertemu dalam 5 acara saja. Sidang pembukaan, materi pertama, makan siang dan malam di hari kedua, dan makan siang di hari ketiga. Ini semua karena kebetulan jadwal kuliah ku yang sedang padat.

Tidak sulit bagiku untuk mengenal tiga orang peserta pelatihan ini. Dan memang sejak awal aku paling tertarik dengan sosok nya, sosok Bang Edo. Tapi ya hanya sekedar tertarik, karena dia terlihat cupu pada awalnya. Aku kan memang tipe orang yang suka mengganggu orang yang cupu, wkakakakakaka. XDD Tapi aku tidak berharap banyak, toh ini pertemuan cuma seminggu, tidak akan bisa membuahkan apa-apa.

Tak disangka hari Sabtu, hari terakhir pelatihan, aku bertemu dengannya. Sore itu, setelah bermain bersama teman-teman kampus di Taplau (Tepi Laut), akupun mengunjungi sekre kami dan melihat mereka sedang bersiap-siap untuk berencana mengunjungi rumah Bang Gokma, Anggota Penyatu kami, yang baru memiliki seorang bayi perempuan, bernama Eci. Akupun yang memang dasar jomblo dan tak pernah punya acara spesial untuk malam minggu, berniat ikut. Ditambah lagi, kami ke sana akan menggunakan mobil panther yang berbentuk pick up. Duduk di bak itu akan sangat menyenangkan apalagi aku baru saja membeli mainan baling-baling di Taplau tadi.

Ntah aku yang gede rasa atau kenapa, tapi aku sering sekali merasa bahwa mata Bang Edo seperti bermakna ketika melihatku. Saat kami berhenti di salah satu toko kerupuk untuk membeli oleh-oleh, akupun mulai memancing. Aku mulai mengajak Bang Nope, salah seorang dari Pekanbaru untuk berfoto bersama, dengan alasan “hari terakhir”, lalu meminta tolong pada nya yang kebetulan bawa kamera. Aku tahu matanya mengatakan “aku juga ingin”. Tanpa bertanya, akupun menarik dan menggandeng tanggannya, lalu berfoto bersamanya. Terasa hawa senang di sekelilingnya, dan aura itu berbeda saat aku di dekatnya. Ya saat itu juga aku tahu, dia kepadaku sepertinya berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Capcuuus kritik dan saran nya masbro mbabro