Jumat, 30 Agustus 2013

Refleksi Semata

Tuhan memang punya berbagai cara untuk menyentuh kita..


Sebelumnya saya awali dengan pict ini.. Kurang lebih terjemahan panjang nya gini : "Setiap hari yang kita jalani mungkin tidak selalu baik.. Tapi selalu ada sesuatu yang baik di setiap hari yang kita jalani.."

Jadi begini..

Saya punya seorang teman yang selalu memiliki baju baru, sepatu baru, hape baru, makan di tempat mewah, berlagak dan menjalani hidup dengan penuh senyuman karena dia memiliki semuanya.. Jujur saja, rasa kecil hati sering menghampiri hati saya, karena dia memiliki hal-hal yang menjadi keinginan saya..


Tapi sampai malam ini saya masih tertegun mendengar cerita bahwa ....

Dia sering membentak orangtuanya, bahkan tak segan melakukannya di depan temannya.. Tidak membantu pekerjaan rumah tangga, bahkan ibunya sedang dalam kondisi sakit.. Hidup tanpa perjuangan dan kerja keras.. Padahal, jangankan masa depan, orangtuanya saja tidak punya rumah untuk diwariskan..

Mungkin ini hasil manjaan orangtuanya juga yang selalu diam ketika dia membentak, ujar si pencerita.

Hanya pandai meminta tanpa malu kepada sanak saudaranya.. Bukannya dibalas dengan menunjukkan prestasi tapi malah hidup berfoya-foya.. Membuat utang dimana-mana dan tak malu untuk lupa membayarnya..

Kadang saya merasa sedikit iri, mengapa setelah diberikan ayah dan ibu yang begitu pengertian dan perhatian seperti itu, kau malah membentaknya, teman?? TwT Pertanyaan-pertanyaan mengapa menghantui hati dan pikiran saya.. Membayangkan kesenjangan antara latar belakang keluarga dan gaya hidupnya membuat saya merasa semakin gundah..

Di saat dia memiliki semua yang saya butuhkan dan inginkan, tapi tidak mensyukurinya dan hanya mengejar keinginannya..


Ya, kehidupan menyenangkan yang dia miliki pada akhirnya, hanyalah sebuah kesemuan..

Ntah mengapa saya harus mendengar cerita seperti ini tadi siang.. Di saat saya baru saja ingin mengirimi pesan singkat kepada ibu saya, meminta dikirimkan sedikit uang lebih untuk membeli celana baru.. Di saat saya baru saja ingin memesan makanan yang harganya melebihi rupiah di dompet saya..

Saya kira kejadian-kejadian seperti ini hanya ada pada sinetron-sinetron Indonesia..

Tapi ntahlah, seketika saya membatalkan pesan yang akan saya kirim ke ibu saya tadi.. Terlebih mengingat ini akhir bulan.. Juga memesan makanan yang mampu dilunasi dari dompet saya sendiri..


Akhirnya malam ini saya melihat ke dalam diri saya sendiri.. Merasa bodoh telah merasakan iri dan kecil hati untuk hal-hal duniawi yang belum menjadi milik saya..
Saya seharusnya bersyukur karena sampai hari ini masih diajarkan hidup penuh dengan kesederhanaan.. Mampu bertahan dengan segala ke apa-adaan yang saya miliki..

Lihat pict di atas! 
Saya seharusnya : tidak berharap, tidak meminta, tidak berasumsi..
Saya harus tahu : keterbatasan saya, dimana saya berdiri, dan peran saya..
Saya jangan : terpengaruh, mencemburui, gila ketakutan..
Saya hanya perlu : mengikuti aliran yang ada dan tetap bahagia..

Menepis rasa kecil hati dan tersenyum tanpa beban di esok pagi..

Terimakasih Tuhan, Kau masih menyanggupiku hingga hari ini..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Capcuuus kritik dan saran nya masbro mbabro