Senin, 30 Juli 2012

Banjir Bandang Padang : Hari Kedua


Mesti pakai semangat 45! Begitu batinku pada awalnya, ketika sampai di lokasi posko pada hari kedua. Warga sekitar masih terlihat sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Panasnya jilatan matahari tak menjadi alasan untuk mereka beristirahat. Debu pun bukan menjadi masalah yang bisa membuat anak-anak kompleks berhenti bermain di luar rumahnya. Keadaan ini membuatku sedikit miris. Bahaya sekali sebenarnya debu-debu ini untuk kesehatan pernapasan mereka, pikirku.

Siang ini dimulai pukul 11 siang. Kali ini kami hanya bertiga, aku, Roli, dan Alfard. Sedangkan dua teman lainnya, kebetulan sedang tidak bisa ikut berpartisipasi. Tapi itu tidak menjadi penghalang buat kami untuk tetap semangat. Tanpa berpikir banyak kami segera mempersiapkan lembaran-lembaran kuisioner dan bersama-sama mengunjungi rumah warga satu persatu.

Hal yang paling berat dalam kegiatan ini adalah bagaimana cara memulainya. Tantangannya di sini adalah karena kami berasal dari LSM yang tidak memberikan bantuan apa-apa. Alasan tersebut memberi kekecewaan tersendiri bagi warga yang kami datangi. Wajar saja, dengan keadaan dan kondisi yang serba kesusahan seperti ini, mereka tentu berharap mendapatkan bantuan. Dengan senyum setulusnya, kami menjelaskan bagaimana status LSM yang kami wakili, walaupun sebenarnya tidak enak hati mengatakan, bahwa kami tidak membawa apa-apa. Bahkan ada warga meragukan kami, dan mengatakan bahwa kami dari salah satu stasiun TV swasta di kota Padang.

Sekitar kurang lebih dua jam mengitari perumahan warga dari satu rumah ke rumah lainnya, kami berhasil mengisi 23 dari 53 kuisioner yang ditangguhkan kepada kelompok kami. Kami menemukan berbagai jenis tipe dan kepribadian dari setiap personal yang kami wawancarai. Menjadi bekal tersendiri bagi kami, secara tidak langsung. Cara dan tanggapan setiap warga akan bencana yang menimpa mereka pun berbeda-beda. Kami berusaha menangkap semua emosi dan perasaan korban, agar bisa mengisi kuisioner dengan sempurna.

Sekitar pukul setengah dua siang, kami merasa kelelahan luar biasa, terlebih aku. Panas terik matahari, debu dan asap membuat kakiku tidak kuat lagi berjalan lebih lama. Perutku meronta-ronta, ngilu dan sakit. Kalau masalah kepala, jangan ditanya lagi, matahari bahkan masih setia menjilati ubun-ubun kami bahkan saat kami akan pulang. Atas dasar itu, akhirnya kami memutuskan untuk pulang dan melanjutkan kegiatan ini besok.

Bagaimanapun lelah dan penatnya, kamipun tetap tersenyum ikhlas dan puas saat menyusun lembaran-lembaran kuisioner yang telah berhasil kami kerjakan. Kerja keras kami terbayar pantas hari ini. Semoga saja besok menjadi lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Capcuuus kritik dan saran nya masbro mbabro