Minggu, 01 Juli 2012

Novel 5 cm : BERMIMPILAH



Barusan gue baru kelar baca novel “5 cm” nya Donny Dhirgantoro. LUAR BIASA. Ini novel, berbobot tinggi, tapi ditulis dengan sederhana. Mulai dari makna-makna motivasi implisit, nilai sastra, nilai komersial, nilai perjuangan, sampai nilai sosial jiwa mudanya, komplit.

Banyak hal yang bisa diambil dari novel ini. Tapi gue paling menarik pada halam tengahnya (mulai hal.263). Kata-kata di halaman ini, SUMPAH, pernah dan sering terlintas di kepala gue, dan jujur itu yang gue pegang sampai sekarang. Walaupun di satu sisi gue ngerasa kecewa karena bukan gue yang buat kata-kata itu tertulis menjadi sebuah novel, tapi di sisi lain, gue bangga banget, bisa mikirin kata-kata itu sebelumnya, yang sebenarnya mantap banget kalau ditulisin. Gue bangga BANGET.

Ini dia penggalan ceritanya yang paling gue suka.

Manusia itu terbagi dua jenis. Ada manusia eksternal dan ada manusia internal.

Manusia eksternal adalah manusia yang selalu memandang sesuatu yang terjadi padanya sebagai akibat keadaan yang terjadi di luar dirinya. Manusia eksternal beranggapan bahwa semua keadaan atau segala kejadian yang menimpa dirinya itu disebabkan oleh keadaan eksternal di luar kendalinya. Kalo gampangnya, manusia yang selalu menyalahkan keadaan. Dia selalu berpikir keadaan yang selalu mengontrol dirinya, bukan dirinya yang mengontrol keadaan.

Kebalikannya adalah manusia internal. Dia yang selalu merasa harus mengontrol keadaan, dan tidak pernah mau kalah sama keadaan. Mereka manusia internal adalah manusia yang akan selalu melihat dahulu apa yang salah dalam dirinya, bukan lantas menyalahkan keadaan.

Intinya itu, di hidup gue, gue itu supir, bukan penumpang !!

Gue gak mau diatur oleh keadaan. Gue harus selalu jadi kalimat aktif selalu pakai awalan me- bukan kalimat pasif dengan awalan di-.

Gue gak pernah mau kalah sama keadaan. Lagian yang bilang kita kalah itu siapa? Kita sendiri kan? Kalo kita nggak bilang kalah, kita nggak akan pernah kalah! Sebenarnya itu, nggak pernah ada manusia yang kalah, cuma pelajaran nya aja mungkin agak berat dibanding yang lain. Atau mungkin kita sendiri yang membuatnya terlihat berat. Padahal bukannya kita beruntung kalau mendapatkan pelajaran yang lebih berat dari yang lain? Jadi semua kembali lagi ke masalah sikap.

Apapun itu, cobaan, kegagalan, kekalahan, tidak akan menjadi sesuatu yang buruk, tergantung kita menyikapinya. Kalo kita bersikap positif sama kegagalan kita, kita akan menganggapnya sebagai suatu pelajaran yang amat berharga yang telah Tuhan berikan untuk kita. Ibarat bikin pintu ke jalan baru.

Ada yang bilang, kehidupan adalah 10% yang terjadi pada dirimu dan 90% sisanya adalah bagaimana kita menyikapinya. Sebenarnya Tuhan telah memberi kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih apakah akan bersikap negatif atau positif terhadap suatu keadaan. Kita setiap manusia diberi kebebasan untuk memilih. Memilih di persimpangan-persimpangan kecil atau besar dalam sebuah “Big Master Plan” yang telah diberikan Tuhan kepada kita semenjak lahir. Jadi semuanya ke masalah pilihan!

Pilihlah untuk terus bermimpi! Sekalipun sebenarnya mimpi adalah sesuatu yang tidak pasti, tapi kita harus punya mimpi. Apa jadinya kalo orang nggak punya mimpi. KOSONG! Sama dengan manusia yang tidak percaya Tuhan, KOSONG! Dan mereka yang kosong, nggak lebih dari seonggok daging yang punya nama.

Sebelumnya semua yang tertulis di atas itu cuma mengambang di kepala gue. Sekarang, setelah gue ngelihat semuanya tertulis dengan rapi, gue ngerasa lebih sempurna. Semangat gue berkobar-kobar, dan rasanya tu, walaupun sekarang gue lagi libur semester, gue pengen banget buka buku dan belajar. Gue pengen memperdalam ilmu gue dan memperbaiki kebodohan gue akibat kemalasan-kemalasan gue semester lalu. Tiba-tiba tu rasanya gue semangat banget buat ngelakuin hal-hal yang sebelumnya gue tunda-tunda. Cuma karena berhubung nih malam mati lampu, gue belajarnya mesti ditunda besok, tapi gue NIAT. Semangat gue luar biasa, walaupun sebentar lagi pukul 24.00 wib. Dan yang paling gila lagi, gue ngerasa gue pernah mendaki Gunung Mahameru!

Jadi, gue saranin buat lo semua buat baca buku ini. Gak bakal nyesal, gue jamin. Kecuali emang lo ngerasa menjadi seonggok daging punya nama udah cukup buat bikin lo hidup.

Ingat, setiap lo punya mimpi, atau keinginan atau cita-cita, lo taruh di depan kening lo, jangan menempel, biarkan dia menggantung 5 cm di depan kening lo. Jadi dia gak akan pernah lepas dari mata lo.


Habis itu yang lo butuhkan cuma :
Kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya. Tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya. Mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya. Leher yang akan lebih sering melihat ke atas. Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja. Hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya. Dan mulut yang akan selalu berdoa.

Kamu nggak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya, karena kamu hanya harus mempercayainya. Percaya pada 5 sentimeter di depan kening kamu.

Selamat mencoba ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Capcuuus kritik dan saran nya masbro mbabro