Sabtu, 28 April 2012

Sekilas Kota Padang Tercinta



UMUM
Kota Padang merupakan ibukota Propinsi Sumatera Barat. Kota Padang terletak di pantai barat pulau Sumatera. Wali Kota Padang Dr. H. Fauzi Bahar, M. Si. Luas Kota Padang adalah 694,96 km². Jumlah penduduk Kota Padang tahun 2010 adalah sebanyak 833.562 orang, dengan jumlah penduduk laki-laki 415.315 orang dan jumlah penduduk perempuan 418.247 orang. 52,52% dari daerah Kota Padang adalah hutan, 9,01%-nya bangunan dan pekarangan rumah, sedangkan 7,2%-nya adalah perairan. Kota Padang termasuk daerah beriklim tropis yang memiliki temperatur 230C–320C di siang hari dan 220C–280C di malam hari.
Memiliki pulau kecil sebanyak 19 buah (diantaranya yaitu pulau Sikuai dikecamatan Bungus Teluk Kabungpulau Toran  dan pulau Pisang Gadang di kecamatan Padang Selatan). Daerah perbukitan membentang dibagian timur dan selatan kota. Bukit-bukit yang terkenal di kota Padang di antaranya adalah Bukit Lampu, Gunung Padang, Bukit Gado-Gado, dan Bukit Pegambiran.

KARAKTER KOTA
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Padang, Sumatera Barat, telah menetapkan rencana pembangunan 'Padang Kota Lama' di Kampung Pondok, Kecamatan Padang Selatan, menjadi daerah wisata. Dia menambahkan, untuk pembenahan kawasan sekitar Kampung Pondok tersebut, saat ini sudah ada anggaran Rp1 milyar dari APBN. Padang kota lama ini nantinya akan menjadi objek wisata sejarah sekaligus wisata kuliner di Sumbar.

PENDUDUK
Konsentrasi penduduk terutama pada bagian pusat kota, yakni kota lama yakni Kecamatan Padang Timur, Padang Utara, Padang Selatan dan Padang Barat, dengan penduduk yang paling banyak adalah kecamatan Kuranji mencapai 105.370 jiwa dan paling terendah adalah Kecamatan Bungus Teluk Kabung sebanyak 22.164 jiwa. Mayoritas penduduk kota Padang beragama Islam. Selain itu ada juga yang beragama Kristen terutama di kepulauan Mentawai, serta Hindu dan Buddha.

RUMAH ADAT
Rumah adat Sumatera Barat khususnya dari etnis Minangkabau disebut Rumah Gadang. Rumah Gadang biasanya dibangun diatas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun. umumnya berbahan kayu, dengan atap yang khas, menonjol seperti tanduk kerbau, masyarakat setempat menyebutnya Gonjong 

MASAKAN
Masakan Padang terkenal dengan citarasa yang pedas, serta dapat ditemukan hampir di seluruh penjuru Nusantara, bahkan sampai ke luar negericBeberapa contoh makanan yang sangat populer adalah RendangSate PadangDendeng BaladoItiak Lado MudoSoto Padang, dan Bubur Kampiunkota Padangterkenal dengan bengkuang

TRANSPORTASI
Bandara Internasional Minangkabau atau BIM, disinilah sekarang kita berada. BIM yang diresmikan oleh Bapak Presiden SBY Agustus 2005 lalu ini memang masih kelihatan fresh, dengan arsitektur khas " Bagonjong" dan tentunya lebih luas dari Bandara Tabing. Bus Kota, Angkot, Kereta Api, Taksi, Kapal, bendi (sejenis kereta kuda).

Pelabuhan Muara sekarang ini berfungsi melayani transportasi laut untuk kapal ukuran sedang terutama untuk tujuan ke atau dari kabupaten Kepulauan Mentawai dan kawasan sekitarnya. Sedangkan pelabuhan Teluk Bayur melayani pengangkutan laut untuk ukuran kapal besar baik ke kota-kota lain di Indonesia maupun ke luar negeri.

PERAIRAN
Salah satu lokasi yang menarik di Kota ini adalah Pantai Padang. Pantai Padang merupakan salah satu pantai yang cukup ramai di, alasannya adalah karena Pantai Padang merupakan pantai yang lokasinya tidak jauh dari pusat kota. Sekedar jalan-jalan santai atau nongkrong bareng keluarga/teman-teman. Suasana senja yang bagus. Selain untuk dinikmati, bisa juga untuk tempat memancing.

Kota Padang memiliki beberapa aliran sungai. Saat ini terdapat 21 aliran sungai, yang terdiri atas 5 sungai besar dan 16 sungai kecil. Dengan sungai terpanjang yaitu Batang Kandis sepanjang 20 km.

EKSPOR
Kota Padang menjadi terkenal pada akhir abad ke 19 karena merupakan kota pengekspor kopi dari dataran tinggi Minangkabau. Ekspor komoditi terpenting kota Padang selama 50 tahun mulai dari tahun 1850 - 1908 ialah kopi, rotan, lada, beras, pala, kulit pala, tembakau dan kopra. Kopra mulai di ekspor tahun 1883, tembakau dan pala pada tahun 1866 sedangkan beras berhenti di ekspor mulai tahun 1889. Amerika Serikat, Perancis dan Jawa adalah tujuan ekspor kopi dari kota Padang selain Belanda pada waktu itu.

Barang-barang komoditi di antaranya, pinang, coklat, garda munggu, kopi, kulit manis, dan cengkeh dikirim ke beberapa negara dan untuk pasokan pabrik lokal. 

Pinang biasa diekspor ke India, Pakistan, Banglades, dan Jepang. Coklat dikirim untuk dalam negeri dan ke luar negeri. Garda munggu biasa dikirim ke Singapura. Kulit manis dikirim ke beberapa daerah di Amerika dan Afrika serta Timur Tengah. Sedangkan cengkeh hanya dikirim untuk pabrik lokal di Indonesia saja.

Jumat, 27 April 2012

Airmata Subuh


Subuh ini, aku kembali menangis, ini semua karenamu, Kak Like.

Sudah tengah malam dan aku merasa belum butuh untuk tidur. Kemudian aku mengingat bahwa tadi sore aku mendapat beberapa film dari mas Bernard. Akupun menontonnya sembari sesekali menikmati dunia maya. 2.31 WIB, filmnya terasa terlalu sedih untukku. Judulnya the last song dan aku belum menontonnya sampai habis. Tapi aku tahu film itu mampu mengorek banyak kenangan dan akan membuatku menangis lagi subuh ini. Aku belum ingin menangis lagi. Aku mematikan nya dan berbaring sejenak. Oh tidak, kantukku belum datang lagi. Semua akan selesai dengan membaca, pikirku. Saat itu juga aku mengingat bukumu Kak Like. Bukumu yang kau hadiahi sebagai kado ulangtahunku seminggu yang lalu. Aku masih ingat bagaimana aku memintanya dengan polos.

“Selamat ulangtahun ya dek.”
“Mana nya kadoku kak?”
“Mau kado apa?”
“Buku.”
“Okelah. Aku punya buku bagus untukmu.”
“Oke. Aku tunggu.”
“Aku juga mau minta kado untuk tanggala 26 ku nanti.”
“Apa?”
“ Resensi dari bukuku.”
“Okelah, beres tu!”

Setelah mendapat buku itu (24/4), aku membaca sipnosis di sampul belakang, membuka nya acak, membaca cepat sebuah halaman, lalu menutupnya dan meletakkannya di rak atas kasurku. Bukumu bergabung dengan 10 buku lain yang belum berhasil aku baca sejak satu semester yang lalu.

Aku ingat pembicaraan kita tadi sore.

“Mana resensi bukuku dek?”
“Belum ada baca. Cuma sekilas aja.”
“Ada mu baca tulisanku?”
“Tulisan?”
“Iya, kata pengantar dari ku. Aku buat untuk cornel gitu.”
“Dimana?”
“Halaman paling depan.”
“Ya aku memang jarang membuka halaman paling depan sebuah buku.”

 Dan subuh ini aku segera meraih buku itu dan membacanya.

Padang, 24 April 2012
PMKRI Sanctus Anselmus
To : Cornelia, adikku
Aku kagum padamu sejak kita bertemu di PMKRI. Kamu adalah sosok yang memiliki semangat belajar tinggi. Kamu juga orang yang mau belajar dari keteladanan orang lain. Kau sering mengatakan padaku, Yesus adalah teladanmu. Melalui buku ini, aku ingin kamu lebih memahami siapa teladanmu itu. Kedepan, aku akan memberimu buku tentang Mahatma Gandhi dan Nelson Mandela. Mereka yang menerapkan prinsip yang sama dengan Yesus. Yesus juga mirip dengan Socrates. Seperti itu juga 12 rasul yang menuliskan ajaran Yesus. Socrates dan Yesus adalah orang yang tidak pernah menuliskan ajaran mereka. Buku ini kuberikan sebagai hadiah ulangtahunmu. Kuharap kamu bisa memberikanku resensi tentang nilai yang dapat kau petik dari buku ini dan menghadiahkannya sebagai hadiah ulangtahunku nanti…
Yang menyayangimu, kakakmu, Like.

Tulisanmu mengundang banyak memori lama menghampiri emosiku. Airmataku seketika menetes. Kenangan  yang datang bertubi-tubipun membuatnya enggan berhenti cepat.



Belum ada yang pernah menghargai pembicaraanku sedalam ini. Aku suka berbicara tapi sering kali orang hanya sekedar mendengarkannya. Lekas mereka akan melupakannya dan tidak menganggapnya sesuatu yang penting. Jika ada yang mendengarkanpun, mungkin semua hanya sampai pada tataran afektif, belum psikomotorik seperti ini, wakakakka xDD Aku kaget kakak masih ingat, bahwa aku meneladani Yesus. Akhir-akhir ini aku semakin sering mendapat beberapa tekanan emosi. Aku sulit mengontrol semuanya dan ingin menyerah. Aku mulai jarang ke Gereja, dan hampir membuatku lupa akan Teladanku. Membaca tulisanmu, mengingatkanku kembali untuk kembali ke jalan Teladanku. Aku merasa kau benar-benar titipan Teladanku untukku Kak.

Siapapun di hidupku juga belum pernah menulis kado semanis ini. Barang bekas kepunyaan dengan tulisan tangan pribadi. Sesuatu yang luar biasa romantis menurutku. Aku tidak akan melupakan ini, percayalah. Aku pun mengutuki diriku yang tidak membaca tulisanmu ini di hari saat kau memberinya, bahkan dengan santai menjawab bahwa aku belum membacanya setelah 2 hari kemudian. Maafin aku ya Kak Like. Aku belum bisa berjanji memberimu resensi dalam waktu dekat. Tapi aku janji resensi nya akan kuberi paling lambat 5 Mei. Aku butuh waktu seminggu untuk membaca buku ini kak, berhubung dengan beberapa tekanan emosi, yang sebelumnya aku ceritakan.

Aku tidak percaya, kakak lah orang yang harus melakukannya. Kau tahu, abangku (kandung), papa, dan adek laki2ku (Aan), bahkan sampai hari ini belum mengucapkan apa-apa untuk hari ulangtahunku. Dunia begitu kejam untuk merasa sekeluarga dengan mereka, akhir-akhir ini kak.  Tapi sudahlah, aku merasa ulangtahun tidak begitu penting lagi. Tapi kau membuat semuanya menjadi penting, kembali. Kau harus mensyukuri kue yang dibelikan mamamu kak. Karena kue ulangtahunku adalah pemberian teman-teman kita dari PMKRI. Aku tidak tahu, apa yang terjadi, kalau mereka tidak mendatangi rumahku malam itu. Aku sangat bersyukur mereka mau datang, ntah atas dasar apapun, aku tidak peduli. Kau benar, mereka terkadang memberikan arti persekawanan yang cukup kuat.

Aku ingin sedikit curhat denganmu, sang calon psikolog.

Kado terakhir yang kuterima dari abangku adalah celengan elektronik. Berbentuk kardus, yang jika di satu sisi khususnya diberi uang koin, maka kardus itu akan otomatis terbuka pelan. Perlahan kepala kucing keluar dari kardus itu dan tangannya keluar menjatuhkan uang koin tadi ke kardusnya.

Awalnya aku sangat mengagumi dan menghargai kado itu. Itu kado pertama dari abangku setelah ulangtahun terakhir (aku lupa kapan), tapi saat itu dia hanya memberiku kapal-kapalan yang ia lipat dari kertas tulis biasa.

Tapi semua kekagumanku benar-benar hancur ketika akhirnya sebuah olok-olokan keluar dari mulut kakak kandungku. “Si Lomo ni pandai ngasih hadiah ya. Pas pula yang untuk si Lia, celengannya kayak kucing pencuri uang gitu.” Kakakku mengatakan itu di depan semuanya (kecuali abangku) dan mereka mengakui itu benar kemudian tertawa bersama. Sesuatu di dalam hatiku sakit setiap mengingat itu.

Aku tahu aku punya kebiasaan buruk mencuri waktu kecil. Aku akui aku sering menyembunyikan lembaran kertas dan koin-koin orangtuaku waktu kecil. Tapi sudahlah, aku tahu itu salah. DAN AKU TIDAK MELAKUKANNYA LAGI. BENAR-BENAR TIDAK MELAKUKANNYA LAGI. Aku minta maaf kalau itu sangat memalukan buat kalian untuk mengakuiku sebagai anggota keluarga kalian. Tapi sekali lagi aku katakan, aku benar-benar sadar bahwa itu kesalahanku. Sampai detik ini, aku tahu kalian masih meragukanku setiap barang kalian hilang di rumah ini. Bahkan kalian masih sulit mempercayaiku untuk sesuatu hal yang berharga. Bahkan kalian masih belum bisa memaafkan kesalahanku. Dan kalian dengan santai mengolok-olok rasa maluku. Aku tahu itu, tapi aku hanya bisa diam dan aku selalu tersiksa dengan rasa curiga kalian. Aku ingin punya keluarga yang bisa seutuhnya mempercayaiku. Hingga akhirnya hari ini, aku merasa kurang berkeluarga dengan siapapun di rumah ini.

Menyadari bahwa celengan itu adalah simbol olok-olokan untuk masa laluku, maka aku segera meletakkannya di paling sudut mejaku, kemudian diimpit dengan benda2 lain. Aku tidak ingin mengorek banyak emosi yang sakit setiap aku harus melihatnya.

Oke, aku tahu aku juga mendapat banyak kado. Mama yang selalu memberiku kado, baik secara langsung maupun tidak langsung. Abel yang beberapa tahun terakhir ini menjadi orang pertama yang menyalamiku. Juga kakakku yang masih mengirimiku pesan selamat melalui facebook. Aku juga tidak menganggap mereka benar-benar buruk seratus persen. Tapi aku patut merasa spesial dengan pemberianmu ini kak. Sekali lagi, aku bertanya, mengapa harus kau yang melakukan semua ini Kak Like? Wakakakakka XDD

Sekali lagi aku ucapkan terimakasih untuk semuanya kak Like. Terimakasih banyak hingga detik ini, kau membaca tulisanku sampai habis. Bersabar tunggu kado dariku yaa.

NB : Siapa saja, jika menurutmu terlalu fatal aku menulis semua fakta di sini, maka anggap saja cerita ini hanya fiktif belaka. Jangan diambil pusing, aku hanya ingin bercerita. Terimakasih J


Senin, 16 April 2012

Komparasi Pertanian Jepang dan Indonesia

Pertanian Indonesia yang saat ini sedang krisis, tentu tidak mudah untuk dalam sekejap bisa menjadi mapan. Namun dengan kerja keras, kesungguhan dan disiplin kerja yang tinggi yang seharusnya kita mampu membangun pertanian mandiri yang lebih tangguh. Akan tetapi, dengan latar belakang kondisi alam dan iklim yang sangat menguntungkan, kita malah terbiasa bergerak lamban, manja dan tidak bersungguh-sungguh dalam mengelola pertanian kita. Sebaliknya, dilatarbelakangi dengan sumber daya alam yang miskin, Jepang menjadi bangsa yang berpikir untuk selalu menciptakan di segala bidang termasuk bidang pertaniannya. Setelah kekalahan perang pada Perang Dunia II, Jepang mulai beralih pada pembangunan ekonomi dengan pertanian sebagai prioritas utama saat itu. 

Indonesia jelas memiliki pola yang berbeda dengan Jepang, namun kita tidak bisa menutup diri untuk belajar banyak dari negara matahari terbit ini, termasuk dalam hal pengelolaan dan pembangunan pertanian. Inti dari perkembangan pesat pengelolaan dan pembangunan pertanian Jepang adalah sistem manajemen mereka yang patut diacungi jempol. 

Dengan melihat sedikit sistem pertanian di Jepang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal meningkatkan pengelolaan dan pembangunan pertanian di Indonesia, :
  1. Membangun koperasi khusus petani yang satu.
    Di Jepang, berbagai aktivitas lapangan pertanian banyak diambil alih oleh Japan Agriculture Cooperative (JA Cooperative) yaitu sejenis koperasi pertanian di Indonesia. Sebenarnya terdapat beberapa organisasi pertanian di Jepang, namun yang paling dominan adalah JA Cooperative. Agar berhasil menjalankan fungsinya, setiap petani wajib menjadi anggota JA cooperative. Oleh karenanya saat ini seluruh petani di Jepang otomatis menjadi anggota JA Cooperative.
  2. Memperluas jaringan pasar.
    Melihat sumber daya alam yang memadai, seharusnya kita bisa menghasilkan banyak produk pertanian. Dan koperasi punya alasan yang kuat untuk bisa dengan mantap mencari jaringan kerjasama yang sangat besar, bukan hanya dengan pasar lokal (supermarket), tapi juga pasar internasional.  Sehingga bisa menjamin distribusi produk pertanian kita dengan lebih mandiri.  Dengan demikian, seperti JA Cooperative, koperasi kitapun mampu menjamin semua produk petani terjual dengan harga diatas rata-rata dan tentu saja ini memakmurkan petani.

  3. Meningkatkan fungsi jasa koperasi.
    Dalam hal fungsi jasa, koperasi di negeri kita tidak banyak melayani penyediaan sarana produksi pertanian, sehingga para petani tidak mendapat kepastian atas keperluan usaha tani mereka, dan akhirnya bersusah payah mencari distributor. Tidak salah jika sistem tengkulak masih dianggap sangat menguntungkan untuk beberapa daerah pertanian di Indonesia. Sementara itu, JA Cooperative, bukan hanya memiliki kematangan dalam pelayanan sarana produksi, tapi juga mampu memberikan asuransi produk yang sangat membantu petani dalam menjaga keselamatan produk mereka. Ditambah lagi fungsi pelayanan kesehatan petani yang menunjukkan betapa pemerintah Jepang dan JA Cooperative sangat menghargai dan menjamin kehidupan para petani mereka.
  4. Meningkatkan sistem manajemen pertanian.
    Kelemahan pembangunan pertanian di Indonesia adalah peran dan fungsi koperasi yang tidak dikendalikan dengan sistem manajemen yang baik. Kenyataannya di negeri ini, tidak pernah ada usaha maksimal untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan koperasi demi memakmurkan masyarakat, apalagi petani. Berbanding terbalik sekali dengan pemerintah Jepang yang sangat memahami bahwa meskipun sudah menjadi negara industri maju, tetap memandang pertanian sebagai salah satu penentu kemakmuran negaranya. Tidak dapat dipungkiri, hanya dengan lahan pertanian kurang dari 25% dari total arealnya, pertanian mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian Jepang.

    Dengan demikian, jelas bahwa kita harus bisa menggerakkan masyarakat petani untuk mempertahankan generasinya dan mengatur perusahaan pertanian dan aktivitasnya. Melalui pembangunan pertanian mandiri, Indonesia akan mampu bersaing dengan negara-negara lainnya. Nah,
    menimbang pengaruh globalisasi saat ini, kemampuan memodifikasi manajemen terhadap suatu hal semakin besar terutama dalam hal ekonomi dan teknologi. Kondisi ini mengharuskan adanya kemampuan sistem manajemen yang bukan hanya sekedar baik, tapi juga harus didasarkan pada aspek kultur dan sosial negaranya sendiri (kearifan lokal). Karena sebenarnya manajemen itu sendiri adalah hasil suatu kebudayaan.



Jumat, 13 April 2012

IMPLEMENTASI PANCASILA : MENUJU SISTEM POLITIK DEMOKRASI ALA INDONESIA


PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Dalam pertumbuhan dan perkembangan kebangsaan Indonesia, dinamika rumusan kepentingan hidup-bersama di wilayah nusantara diuji dan didewasakan sejak dimulainya sejarah kebangsaan Indonesia. Pendewasaan kebangsaan ini memuncak ketika bangsa ini mulai dijajah dan dihadapkan pada perbedaan kepentingan ideologi antara Liberalisme, Nasionalisme, Islamisme, Sosialisme-Indonesia, dan Komunisme, yang diakhiri secara yuridis ketatanegaraan (18 Agustus 1945) dengan ditetapkannya Pancasila oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai Dasar  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam perkembangan selanjutnya ideologi Pancasila diuji semakin berat terutama pada tataran penerapannya dalam kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan. Ujian berlangsung sejak ditetapkannya sampai dengan saat ni di era reformasi.
Sejak munculnya krisis moneter (1997) yang berdampak pada krisis nasional yang bermultidimensional dan dimulainya Era Reformasi (1998), kritikan dan hujatan terhadap penerapan Pancasila begitu menguat. Krisis itu ditunjukkan dengan adanya berbagai permasalahan kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan. Di antaranya seperti pergantian kepemimpinan nasional yang tidak normal, kerusuhan sosial, perilaku anarki, daya beli masyarakat yang terpuruk, norma moral bangsa dilanggar, norma hukum negara tidak dipatuhi, norma kebijakan pembangunan daerah disiasati, dan utang luar negeri melonjak tinggi. Perilaku ini semua berpangkal pada tatakelola negara yang kurang bertanggungjawab dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang merajalela sebagai wujud dari penerapan Pancasila yang keliru. Karenanya, banyak kalangan yang menjadi sinis dan menggugat efektivitas penerapan Pancasila.
Secara yurudis ketatanegaraan, Pancasila adalah dasar-dasar negara NKRI yang dirumuskan dalam (Pembukaan) UUD 1945 dan yang kelahirannya ditempa dalam proses perjuangan kebangsaan Indonesia sehingga perlu dipertahankan dan diaktualisasikan walaupun konstitusinya berubah. Melalui UUD 1945 sebagai payung hukum, Pancasila perlu diaktualisasikan agar dalam praktek berdemokrasinya tidak kehilangan arah dan dapat meredam konflik yang tidak produktif.
Pancasila merupakan bagian utama dari 4 pilar dalam mendirikan negara Indonesia, di samping 3 pilar lainnya yaitu UUD 1945, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), serta Bhineka Tunggal Ika. Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan agar bisa berdiri secara kokoh, bila tiang ini rapuh maka bangunan akan mudah roboh.
           
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan gambaran di atas, maka makalah singkat ini akan mencoba menjelaskan Pancasila sebagai salah satu pilar di samping 3 pilar yang lain untuk membangun suatu sistem politik demokratis yang dapat diaplikasikan di Indonesia, sebagaimana yang diperjuangkan oleh orde reformasi.

  
KAJIAN TEORI
A.     4 Pilar
Dalam 4 pilar ini teraktualisasi proses penyelenggaran negara yang bersumber pada :
1.      Pancasila sebagai pilar utama
2.      UUD 1945
3.      Negara Kesatuan Republik Indonesia
4.      Bhineka Tunggal Ika

B.     Sistem Politik Demokrasi
Menurut Esposito, terminologi demokrasi sangatlah beragam, tentang bentuk dan institusi demokrasi yang harus ada dalam suatu pemerintahan yang demokratis. Sedangkan menurut Schumpeter, yang memberikan pemikiran yang lebih empirik, deskriptif dan institusional dan prosedural yang lebih mendominasi terorisasi demokrasi sejak tahun 1970-an adalah :
“Pengetahuan kelembagaan untuk mencapai keputusan-keputusan politik di dalam mana individu-individu melalui perjuangan memperebutkan suara rakyat pemilih, memperoleh kekuasaan untuk membuat keputusan”

Dengan kata lain, bahwa esensi demokrasi berdasarkan konsep yang dikemukakan oleh para ahli di atas, terdapat dua pilar yang utama yaitu adanya institusi politik yaitu partai politik dan pemilu. Dari hasil pemilu tersebut dari perwakilan partai politik akan berdampak pada proses penyelenggaraan negara/pemerintahan yaitu bagaimana hubungan antara kekuasaan legislatif dan eksekutif  sebagai pembuat aturan dan pelaksana pemerintahan.


PEMBAHASAN
A.     Pancasila
Pancasila merupakan hasil pemikiran tinggi, luas, dan mendalam dari para pendiri negara Indonesia. Pancasila mengandung nilai filsafat dasar, pandangan hidup nasional, cita-cita hokum, norma dasar, norma kaidah sumber, kaidah fundamental negara, jiwa bangsa, asas kerohanian negara, cita-cita atau ideologi nasional dan cara hidup bangsa.
Dalam sila pertama mengandung arti bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religious bukan atheis, di samping itu juga memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar umat beragama. Sila kedua, mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Sila ketiga, mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam NKRI, juga sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Sila keempat, mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Sila kelima, mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah atau batiniah.
Nilai-nilai itu bersifat abstrak dan normatif. Ini harus dioperasionalkan dan dieksplisitkan, untuk itu perlu dijabarkan dalam nilai instrumental seperti UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Sebagai nilai dasar, nilai-nilai itu menjadi sumber nilai. Artinya, dengan bersumber pada kelima dasar di atas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.

B.     UUD 1945
Dalam konstitusi ini tertuang tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 adalah “melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia ; selain itu juga terkandung “memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa”. Hal ini merupakan tujuan negara hukum material, yang secara keseluruhan sebagai tujuan khusus atau nasional. Sedangkan tujuan umum adalah “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut diperlukan aturan-aturan yang kemudian diatur dalam pasal-pasal, maka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seharusnya menaati aturan-aturan yang sudah diundang-undangkan.

C.     Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
NKRI lahir dari perjuangan dan pengorbanan jutaan jiwa dan raga para pejuang bangsa yang bertekad mempertahankan keutuhan bangsa. Sebab itu NKRI merupakan prinsip pokok, hukum, dan harga mati. NKRI hanya dapat dipertahankan jika pemerintahan adil, tegas dan berwibawa. Prinsip pemerintahan inilah maka masalah konflik di Indonesia dapat diselesaikan demi mempertahankan NKRI.

D.     Bhineka Tunggal Ika
Pancasila bukan hanyalah falsafah bangsa, tetapi juga bintang yang mengayomi kehidupan seluruh rakyat. Dan Bhineka Tunggal Ika adalah perekat semua rakyat dan semua kepulauan yang ada di Indonesia. Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan atau moto Indonesia. Artinya, walaupun bangsa Indonesia mempunyai latar belakang yang berbeda baik dari suku, agama, dan ras tetapi adalah bangsa Indonesia.

E.      Sistem Politik Demokrasi
Indonesia telah mengalami banyak periode pelaksanaan sistem politik demokrasi dengan berbagai sistem, namun dari segi pilar utamanya yang merupakan dasar negara dan falsafah pandangan hidup berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, tidak banyak menyentuh pemahaman publik atas dasar negara Indonesia itu. Karena Pancasila lebih banyak dimaknai sebagai konsepsi dan alat politik penguasa. Pemaknaan baru selama orde reformasi, disatu sisi, juga memperlemah memori public soal dasar negara tersebut.
Pancasila, dalam pendidikan kewarganegaraan juga sudah banyak diaplikasikan dalam kurikulum dari pendidikan tingkat dasar sampai pendidikan tingkat tinggi. Ada pendidikan tentang Pancasila namun baru dalam tahap kognitif sebagai proses pemberi pengetahuan tentang Pancasila saja belum sampai pada tahap afektif maupun psikomotorik yang masih kurang diperhatikan.

  
KESIMPULAN
A.      Kesimpulan
Berdasarkan keempat pilar tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang semestinya harus dijaga, dipahami, dihayati, dan dilaksankan dalam pranata kehidupan sehari-hari, di mana Pancasila sebagai pilar utama dan sumber nilai menjadi ideologi, UUD 1945 sebagai aturan yang semestinya ditaati, dan NKRI adalah harga mati, serta Bhineka Tunggal Ika adalah perekat semua rakyat. Maka dalam bingkai 4 pilar tersebut yakinlah tujuan yang dicita-citakan bangsa ini akan terwujud.
Di satu sisi Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara masih tetap merupakan kekuatan pemersatu yang relatif masih utuh sebagai pola bagi NKRI. Sedangkan di sisi lain peran masyarakat sipil adalah merupakan keharusan dalam bingkai negara demokratis. Maksudnya antara Pancasila sebagai pilar utama dari sumber nilai rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dipadukan dengan sistem politik demokratis dan dapat saling mengisi.

B.      Kritik dan Saran
Kepemimpinan nasional harus membawa Pancasila ke dalam wacana dan kesadaran public dan harus berbicara tentang pentingnya Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan bangsa. Sudah waktunya kepemimpinan nasional dan pejabat-pejabat publik lainnya, memberikan perhatian khusus kepada ideologi pemersatu ini, jika mereka betul-betul peduli pada identitas nasional dan integrasi negara-bangsa Indonesia.
Melalui prinsip-prinsip dasar yang dikandung Pancasila sebagai visi negara, maka dalam melakukan proses itu menuntut peran optimal dari negara dan pemerintah serta dukungan sepenuhnya dari masyarakat sipil. Sehingga pada akhirnya melalui bingkai konstitusi yang ada bangunan negara dan bangsa yang didirikan oleh founding father, akan dapat berdiri kokoh melalui empat konsensus dasar yang dipakai. Semoga berhasil dan NKRI tetap tegak berkat lindungan Tuhan Yang Maha Esa.



KEPUSTAKAAN
Chusnul Mar’iyah, Islam, Muslim, Demokrasi, diakses dari cmariyah@indosat.net.id, 2005, h.2
Mochtar Mas’oed, Negara, Kapital, dan Demokrasi, Jakarta : Pustaka Pelajar, 1994, h.15

Kamis, 12 April 2012

10 Orang Terkaya di Jepang

Majalah keuangan terkemuka, Forbes, telah mengeluarkan daftar terkini orang-orang terkaya di seluruh Jepang. Mereka menyimpulkan satu hal yang mungkin tidak terlalu mengherankan bagi banyak orang; meskipun Jepang sedang mengalami masa ekonomi yang sulit, para konglomerat justru malah bertambah kekayaannya.

Berikut adalah 10 yang terkaya saat ini...

10. Han Chang-Woo (81 tahun) & Keluarga = $2,8 Miliar

Han Chang-Woo, pebisnis keturunan Jepang-Korea ini memperoleh hartanya dengan mendirikan Maruhan Corp, perusahaan operator pachinko terbesar di negeri sakura. Dia berencana untuk menyumbang sebagian besar harta kekayaannya untuk satu tujuan, yaitu mempererat hubungan kedua negara yang sangat dia cintai.

9. Keiichiro Takahara (81 tahun) = $2,9 Miliar

8. Akira Mori (75 tahun) & Keluarga = $3,2 Miliar

7. Yoshikazu Tanaka (35 tahun) = $3,5 Miliar



Dia adalah yang termuda dalam daftar 10 besar, dia adalah pendiri Gree, perusahaan game telepon genggam, dan dia juga merupakan orang yang mengumpulkan pundi-pundi kekayaannya yang paling cepat diantara yang lain. Tahun ini, dompet Yoshikazu Tanaka bertambah tebal 119% dengan lebih dari 190 juta orang memainkan gamenya setiap hari.

6. Takemitsu Takizaki (66 tahun) = $4 Miliar

5. Kunio Busujima (86 tahun) & Keluarga = $5,7 Miliar

4. Hiroshi Mikitani (47 tahun) = $6,3 Miliar

Hiroshi Mikitani, pendiri Rakuten, situs belanja online terbesar di Jepang, berhasil menambah kekayaannya sebesar 34% tahun ini. Langkah Hiroshi dalam mengakuisisi perusahaan-perusahaan online besar seperti Buy.com dari Amerika Serikat, Play.com dari Inggris, serta Tradoria.de dari Jerman, telah membuat Rakuten menjadi ikon dunia.

3. Masayoshi Son (54 tahun) = $6,9 Miliar



Masayoshi Son, pendiri SoftBank, perusahaan raksasa seluler dan Internet, kekayaannya meningkat 23% dibandingkan 2 tahun yang lalu. Sebagian pendapatannya adalah hasil dari investasinya di China, termasuk Alibaba, Renren dan Synacast. Dia juga merupakan penyumbang individu terbesar di Jepang dalam hal bantuan bencana gempa dan tsunami tahun lalu.

2. Nobutada Saji (66 tahun) & Keluarga = $7,9 Miliar

1. Tadashi Yanai (63 tahun) = $10,6 Miliar



Inilah orang terkaya di seluruh Jepang. Siapa yang tidak kenal Uniqlo, toko pakaian serba murah yang didirikan oleh Tadashi Yanai pada tahun 1984? Tahun 2012 ini pendapatan perusahaannya mencapai $9,6 miliar dengan karyawan sebanyak 11,596 orang di seluruh dunia. 

Tadashi pernah berkata, "Saya mungkin terlihat sukses, tapi saya telah banyak melakukan kesalahan. Orang-orang menganggap kegagalan mereka terlalu serius. Anda harus selalu bersikap positif dan mempunyai keyakinan bahwa anda akan sukses di kemudian hari."

Rabu, 11 April 2012

Curhat Subuh

Subuh ini aku gak pengen nulis sesuatu yang berbobot. Sudah jam 12.46 WIB. Pagi ini aku kuliah 07.45. Akhir-akhir ini aktivitas terasa membosankan. Terlalu banyak pikiran bersarang di kepalaku. Mataku pun tidak membaik, menangis setiap sepi, menonton film setiap sedih, dan onlen pada jejaring sosial setiap bingung. Hidupku tak terarah akhir-akhir ini. Aku bingung sekali untuk menentukan prioritas. Susah sekali untuk berdiri sendiri, itu yang sering terucap dari hatiku.

Ntahlah. Lebih nyaman bercerita denganmu, daripada dengan semua orang di dunia nyata. Sekalipun orang di dunia nyata bisa saja membacamu, tapi tentu itu bukan salahmu, itu salah mereka yang kemudian tertarik dengan tulisanku. Beda jika aku bercerita dengan orang di dunia nyata, jika orang lain bisa tahu, maka itu karena mereka telah mengkhianati kepercayaanku.

Sejak tidak berhubungan lagi dengan Cris (mantan waktu SMA), aku sedikit merasa frustasi.Kehilangan sekali (dulu). Sejak saat itu aku merasa sangat dikhianati dan begitu sulit untuk mempercayai siapa-siapa lagi. Aku merasa teman hanya berfungsi sebagai teman. Tak ada namanya teman sejati, sahabat sejati, dan sebagainya. Yang ada hanyalah orang-orang yang berusaha untuk mempertahankan itu. Sehingga kegiatan berbagi sudah menjadi sebuah kesulitan untukku. Aku tidak bisa dan biasa lagi berbagi sesuatu yang benar-benar aku rasa atau pikir. Termasuk dengan pacar-pacarku (sudah menjadi mantan) yang lain setelah Cris, termasuk juga beberapa teman dekat lelaki yang hampir menjadi pacar, semua menjadi sebuah permainan menyakitkan untukku. Semakin aku mengenal banyak orang, semakin sulit aku menilai mana yang bisa kupercaya dan mana yang tidak.

Hingga kemarin malam. Tiba-tiba aku tersadar mendapati diriku termenung memandangi laptopku yang terus menyala. Tiba-tiba rasanya luar biasa sakit, tidak seperti biasanya. Air matakupun menetes tanpa banyak waktu. Aku terdiam dan terhenyak pada tumpukan bantalku. Aku merasa bahwa malam kemarin adalah malam tersepi untuk diriku. Aku meraih handphone ku dan menekan terus tombol bawah, untuk mencari sebuah nama yang bisa dipercaya. Jariku berhenti di beberapa nama tapi tetap hanya nama terakhir (Zutto <3) yang akhirnya bisa kukirimi pesan. Dan seperti biasa aku hanya mampu menuliskan pesan "Baaang.."

Zutto <3 biasanya selalu menjawab pesanku dengan sederhana, "Apa dek?" "Iya dek.." "Kenapa dek?"

Sehingga sering kali aku susah untuk memulai segala sesuatunya. Bukan kali pertama aku mengiriminya pesan "baaang..". Tapi biasanya aku selalu gagal untuk membuat diriku berani mengetik sesuatu yang bisa membagikan isi pikiranku. Tadi malam semua berbeda. Air mataku tak kunjung berhenti dan terus mengetik pesan dan mengiriminya. Di awal aku sudah mengatakan banyak hal tentang syarat-syarat dia bisa mendengarkan ceritaku. Aku memintanya untuk berprilaku menjadi orang asing dan menganggap bahwa ceritaku hanyalah cerita bohongan. Karena ini susah sekali buatku untuk berbagi sesuatu yang benar-benar aku rasakan. Terakhir kali aku melakukannya dengan Cris, hampir 2 tahun yang lalu.

Aku lupa ada berapa pesan panjang yang kukirim. Tapi ya cukup melegakanku. Dia pun bercerita tentang dirinya dan keluarganya. Respon yang tidak kusangka. Aku kira dia hanya akan menyebut nama Tuhan dalam setiap pesannya. Sama seperti yang dilakukan teman-temanku sebelumnya, biasanya. Mereka hanya akan menyuruhku pasrah dengan semuanya dan berdoa berdoa berdoa. Tapi aku juga tidak tahu kenapa tiba-tiba Zutto <3 mau menceritakan keluarganya walaupun hanya sedikit katanya. Itu membuatku merasa lega sedikit.

Kurang lebih pukul satu subuh, kami selesai berkomunikasi dan aku mengakhiri tangisku dengan menonton film lagi. Aku harus memaksa mata ini mengantuk, pikirku. Tapi akhirnya aku bisa tidur ketika jam menunjukkan pukul 3 dini hari. 


Besok paginya aku terbangun dan melupakan satu jadwal kuliah pagi. Aku termenung dan menyadari apa yang telah aku lakukan tadi malam. Aku tidak tahu dia akan mengecewakanku lagi atau tidak. Tapi yasudahlah, semua sudah terlanjur. Aku tidak bisa berbuat banyak. Aku sendiri bingung kenapa aku sebodoh ini. Kenapa aku bisa mempercayainya lagi, setelah rasanya begitu sakit dikhianati? haha. Ya, kau pasti bingung siapa Zutto <3? Iya dia mantan terakhir ku. Dia yang mengkhianati semua kepercayaanku hanya dalam waktu dua minggu, hahahaha. Sudahlah, bantu aku dengan doa, semoga saja kebodohan yang aku lakukan tadi malam tidak terjadi lagi. Bantu aku dengan doa, supaya dia melupakan ceritaku, sehingga tidak ada lagi alasanku untuk meragukan kepercayaanku padanya.

Amin..

Selama tidur, mimpi indah :))

Selasa, 10 April 2012

Kau Pria? BACA !

Saat kalian pria dianggap wajar untuk meneriakkan semua kata kasar saat marah, memukul atau berprilaku kasar setiap kalian kesal, dan menaklukan dunia malam setiap saat kalian kesepian. Saat kalian dianggap wajar menjadikan kelamin kami wanita sebagai kata kasar yang kalian ucapkan bahkan menertawakannya.

Mengapa kami para wanita harus selalu bertampang suci dan berhati sempurna dengan menyembunyikan semua yang kami ingin? Mengapa kami harus punya barometer harga diri yang berbeda? Mengapa kami punya jam malam yang berbeda? Untuk semua rasa kesal, marah, muak, dan benci, apa memang hanya menangis, kewajaran yang kalian terima untuk seorang wanita?


Mengapa kami dipandang aneh ketika mencoba merasakan rokok yang kata kalian bisa menenangkan pikiran? Mengapa kami dianggap murahan ketika mencicipi minuman yang kata kalian bisa menghangatkan kalian saat dingin? Mengapa kami dianggap sampah saat mengenal dunia malam dan liar kalian? Jangankan menyebut kelamin kalian, menjadi cerewet saja, bisa menjadi alasan dunia menjauhi kami.



Aku mual dan muak untuk semua keterbatasan wanita. Hingga telah beranakpinak monster yang teriakannya kusimpan dalam nadiku.BUKAN, aku bukan remaja ababil yang sedang mengartikan kebebasan, aku hanya menuntut keseimbangan. 

Senin, 09 April 2012

HEI, INDONESIA!!



Ada sebuah fenomena menarik di lingkungan fakultas saya, fakultas ilmu budaya. Dalam waktu kurang lebih setahun memperhatikannya dan perkembangannya stabil bahkan cenderung meningkat. Awalnya lucu melihat mereka, teman dan senior satu jurusan – Jurusan Sastra Asia Timur –  berkumpul kemudian berteriak-teriak histeris. Sehingga memancing rasa keingintahuan siapa saja yang melihatnya. Ketika mereka histeris sambil melihat ke layar laptop, maka mereka sedang menonton video klip atau film drama boyband Korea. Ketika sedang membaca majalah, maka akan bersampul boyband asal Korea atau mungkin Jepang.
Melihat ketertarikan mereka yang luar biasa akan boyband Asia, terutama Korea, suatu hari saya pun iseng bertanya tentang Indonesia kepada beberapa dari mereka. Ada yang bisa menyebut tentang korupsi, teroris, dan sebagainya. Akan tetapi saat ditanya siapa, kapan, di mana, dan bagaimana, maka tidak ada jawaban yang memuaskan. Parahnya lagi ada yang hanya menjawab, “Banyak pesawat-pesawat jatuh.” Kemudian saya mulai berpikir, masalah saja tidak tahu, lalu bagaimana mungkin mencari solusi? Parahnya lagi jawaban itu keluar dari mulut seorang mahasiswa.  Mulai timbul runtutan pertanyaan, apakah dengan masuknya di Jurusan Sastra Asia Timur membuat mereka lupa dengan negara mereka sendiri?? Ironis bukan??
Tanpa mengetahui apa tujuannya, saya pun mengirimkan angket sederhana melalui SMS (Short Message Service) kepada 20 orang yang adalah penggemar berat Korea dan Jepang. Jawabannya pun lebih mengerikan. Sehari mereka bisa mendengar sekitar 55 lagu dan menonton 18 video, seminggu bisa menonton sekitar 4 film drama, sebulan bisa membeli 2 majalah, dan mengetahui sekitar 61 % tentang Korea atau Jepang (terutama Korea). Mendapat sambutan yang menyenangkan untuk angket, sayapun mulai berani menanyakan alasan mengapa mereka bisa sangat menyukainya. Di urutan pertama karena unsur penampilan artis yang menarik secara fisik, sedangkan berikutnya adalah karena mutu hiburan (musik, lagu, menari, film) yang berkualitas. Lalu berapa banyak kepedulian mereka tentang lagu, film dan Kebudayaan Indonesia? Tanpa perasaan bersalah salah satu dari mereka menjawab, “Kalau masalah tahu atau tidak, tentu kami tahu tentang dunia hiburan Indonesia. Tapi kalau masalah suka atau tidak, lebih banyak tidak suka nya daripada suka.” Seperti di dunia pemerintahan, dunia hiburan Indonesia pun sudah penuh poltik busuk, sehingga nilai seni yang murni sudah langka untuk dinikmati.
Dilihat dari daftar mata kuliah saya semester ini, perbandingan mata kuliah umum (Indonesia) dengan mata kuliah jurusan (Jepang) adalah 7 : 3. Perbandingan yang signifikan ini, secara tidak disadari, membuat mahasiswa lebih memahami tentang Jepang daripada tentang Indonesia perlahan-lahan. Bahkan ada dosen yang mengatakan, “Saat Anda memasuki lokal ini, tolong tinggalkan budaya Indonesia Anda di luar.” Mungkin kita bisa saja bergumam, “Yaiyalah lebih banyak mata kuliah Jepang ! Kalau maunya lebih banyak mata kuliah Indonesia, masuk saja Jurusan Sastra Indonesia.” Memang di satu sisi hal ini benar dan sama seperti halnya mahasiswa jurusan lainnya. Lalu coba kita lihat, bagaimana antusias mahasiswa terhadap mata kuliah umum (Indonesia) ? Maka akan ditemukan beberapa orang yang sedang berperang dengan rasa kantuknya atau bahkan sedang menikmatinya. Di bagian belakang akan ada mahasiswi yang sedang sibuk mengobrol di luar konteks pelajaran. Mahasiswa yang memperhatikan memang ada, akan tetapi sulit mengetahui mana yang benar-benar memperhatikan atau sebenarnya hanya sedang melamun kosong. Jangankan seorang mahasiswa, saya pun pernah mendengar seorang anak sekolah dasar (SD) saja dengan santai mengatakan, “Untuk apa sih belajar sejarah ? Membosankan dan susah sekali dihafal.” Lahir lah banyak generasi muda pecinta kebudayaan Asing yang tidak peduli tentang kebudayaan Indonesia dan berpengetahuan minim tentang sejarah negara. Deskripsi fenomena lingkungan di atas hanyalah fenomena kecil. Tapi bagaimana jika hal-hal kecil yang buruk dibiarkan terus menerus?
Hei, Indonesia! Sadar dan bergeraklah! Lihatlah sedikit bayangan tentang generasi muda mu sekarang!
Indonesia adalah salah satu negara berkembang dengan tingkat kecepatan yang lamban. Masalah pun datang silih berganti tanpa mendapat penyelesaian yang konkret hingga ke akar. Bermacam-macam kejahatan, pelanggaran, dan hiburan tidak senonoh sepertinya sudah menjadi isu wajib bahkan dianggap wajar sebagai bahan media massa. Awalnya semua orang sibuk saling berdebat, berdialog, berdiskusi memperbincangkan masalah Indonesia. Banyak yang merasa paling benar dengan menuntut pemerintah secara sepihak. Adapula yang merasa paling pintar seakan-akan dia punya solusi konkret untuk membantu menyelesaikan masalah Indonesia. Tapi hasilnya apa ? Dari dulu sampai sekarang, Indonesia masih berputar-putar di masalah yang sama. Baik itu tentang korupsi, terorisme, pornografi, kejahatan, demonstrasi, perselisihan tentang SARA, ataupun bencana alam, semuanya belum pernah diselesaikan dengan tuntas. Hingga akhirnya secara perlahan rakyat sendiri merasa lelah sendiri dan akhirnya jenuh.
Seiring Indonesia masih bergelut dengan masalah-masalah internal, tanpa diundang angin globalisasi pun sepoi-sepoi menari. Setiap insan yang merasa panas dan gerah menikmati setiap sentuhannya. Hingga secara perlahan, tanpa disadari kita yang menikmatinya menyerap tanpa banyak menyaring. Berbagai paham dan konsep bukan hanya diterima dengan baik,  bahkan dengan cepat dijadikan contoh, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa sendiri. Terutama angin globalisasi di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi. Belum lagi paham liberal dengan ciri khas “kebebasan” nya, diterima secara penuh oleh mayoritas anak muda yang notabene generasi penerus bangsa. Bukan hanya sekedar gaya penampilan atau mode, akan tetapi juga karakternya. Segala hal yang berbau kebebasan, salah satunya tingginya rasa individualisme, dan lalu membuat pribadi menjadi hedonisme yang mengutamakan kesenangan sementara. Sehingga akhirnya menciptakan sikap tidak peduli terhadap lingkungan, baik antar sesama, kepada negara sendiri, hingga akhirnya terhadap lingkungan alam sendiri sekalipun merupakan tempat tinggal sendiri.
Sementara Indonesia sendiri masih buta akan angin globalisasi, membiarkannya begitu saja, seakan-akan semua memang sewajarnya. Hingga terlontar pernyataan, “Namanya juga perkembangan zaman.” Saya paling kesal setiap kali mendengar seseorang bersembunyi dibalik kata proses, tapi tidak melakukan banyak perubahan nyata. Ingat ! “Waktu adalah uang!”  Mari kita hargai proses tapi bukan dengan ikhlas membiarkannya berlalu begitu saja. Sudahlah tidak punya uang, waktu pun dibuang-buang ! Kaya sekali Indonesia kita ini rasanya !
Hei, Indonesia! Sadar dan bergeraklah! Lihat betapa bodohnya dirimu?
Jika begitu latar belakangnya, tidak salah jika aku menemukan penggemar-penggemar boyband Asia (Korea dan Jepang), pencinta komik Jepang, lalu menemukan anak – anak muda yang berlomba – lomba ingin belajar ke luar negeri. Kemudian bagaimana mahasiswa pun diproses untuk menjadi seorang pekerja yang akhirnya berusaha agar bisa diterima di perusahaan di luar negeri atau minimal perusahaan asing di Indonesia. Hingga akhirnya terbersit niat untuk mengganti warga negara. Berangsur-angsur tingkat percaya diri seseorang pun makin lama makin melemah. Karena sepertinya susah sekali mencari tempat berpijak, hingga kadang akhirnya secara pasrah kita mengatakan, “Serahkan semuanya kepada Tuhan, rencanaNya jauh lebih Indah.” Jangankan percaya diri sebagai seorang Indonesia, percaya diri atas dirinya sendiri di lingkungan nya sendiri saja mungkin tidak ada. Tidak hanya di dunia nyata, bahkan di dunia maya pun, sebagian dari mereka lebih suka menampilkan foto-foto boyband, artis, atau gambar-gambar komik favorit mereka sebagai foto profil dalam jejaring sosial. Dan kemudian, lihat, bagaimana fenomena mencintai budaya asing sepertinya diterima begitu saja seperti sebuah kewajaran? Tanpa sadar, tinggal menghitung hari, mereka akan lupa dengan kebudayaan Indonesia sendiri.
Sebagai mahasiswa Jurusan Sastra Asia Timur, saya sering sekali disuguhi tentang pemahaman-pemahaman, pola pikir, serta kebudayaan Jepang.  Saya sendiri melihat bagaimana banyaknya kebudayaan-kebudayaan Jepang, yang dilaksanakan secara penuh makna dan dilaksanakan turun temurun. Kebudayaan adalah hal utama yang begitu dijaga dan dilestarikan sebagai salah satu harga diri bangsa. Itu sebabnya, tidak sedikit orang asing – termasuk kita – yang ingin mempelajari budayanya, dan banyak yang terkesan dengan kehebatan serta kedisiplinannya. Sekarang, bagaimana orang asing bisa menghargai budaya kita, saat kita sendiri tidak menghargai budaya itu ? Bagaimana tidak dengan mudah negara-negara tetangga bisa mencuri budaya kita ? Lalu pemerintah dengan sikap sok nasionalisme berusaha mempertahankan kebudayaan itu, yang sebenarnya hanya untuk mengalihkan isu-isu berita politik secara sementara.
Saat pelajaran sejarah begitu membosankan bagi pelajar SD dan budaya negeri tidak menjadi hal penting bagi setiap penduduknya, apalagi yang mau dihargai dari Indonesia kita ini ? Omong kosong dengan kata “ramah-tamah”. Tidak ada “ramah-tamah” di Indonesia. Itu hanya bahasa halus untuk menjilat wisatawan asing agar mau bekerjasama dengan Indonesia, yang pada akhirnya hanya untuk menambah utang-utang ke setiap generasi berikutnya. Orang asing tidak bodoh, sekalipun mereka sebenarnya tidak menghargai budaya kita sepenuhnya. Bukannya berpandangan negatif, tapi coba renungkan, bersikaplah kritis ! Budaya itu mahal ! Tidak begitunya dengan mudah bisa diajarkan dan diberikan kepada orang asing, karena yang namanya nilai rasa itu berbeda-beda setiap orang. Sehingga secara tidak langsung – jujur saja – beberapa dari kita sering merasa masih terjajah. Bagaimana caranya orang asing bisa menghargai Indonesia, yang membuat korupsi menjadi budayanya? Lalu dengan bangga mencetak dan menjadikannya sebuah stiker “BUDAYA KORUPSI MERAJALELA”.
Hei, Indonesia! Sadar dan bergeraklah! Mana harga dirimu!?
Para mahasiswa demonstran yang ngakunya kritis sering menyatakan, “Mari kita ubah Indonesia ini !” Bagaimana sudah hancurnya Indonesia ini, baik dari segi kesehatan, ekonomi, pendidikan, politik, dan sebagainya. Indonesia yang beginilah atau Indonesia yang begitulah. “Memangnya siapa sih, Indonesia itu ?” Sadarlah, bahwa Indonesia itu adalah kita. Kita semua penduduk ini, bangsa ini, kita lah yang disebut sebagai Indonesia. Jangan sombong mengatakan ingin mengubah Indonesia, jika kita tidak mau memulainya dari diri kita sendiri. Kita selalu mengorientasikan Indonesia itu seakan-akan hanya pemerintah saja. Tidak, salah besar. Hal ini lah yang sebenarnya inti dari perubahan itu sendiri. Pupuklah rasa bahwa saya pribadi adalah Indonesia. Saat kita merasa kita Indonesia, maukah kita merasa bodoh? Atau maukah kita mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang rendah? Maukah kita menerima diri kita diinjak-injak oleh orang lain? Jawabannya tentu tidak kan? Saat kita sebagai individu merasa sebagai Indonesia, maka kita akan kuat! Rasa nasionalime pun tinggi! Bukankah itu yang terjadi di tahun-tahun silam sebelum kemerdekaan? Bukankah itu yang diperjuangkan Soekarno dan kawan-kawan 66 tahun yang lalu? Bagaimana tingginya rasa patriotisme setiap daerah untuk mau sama-sama berjuang sebagai Indonesia untuk membebaskan negeri dari kolonialisme? Bagaimana tidak korupsi merajalela, para pemerintahan tidak merasa mereka adalah Indonesia sehingga menganggap semuanya uang pribadi. Sementara rakyat pun tidak merasa Indonesia, sehingga tidak peduli tentang apa yang telah dilakukan pemerintah. Walaupun sebenarnya peduli, tapi tidak pernah mau mulai bertindak untuk melakukan sesuatu. Simpati tanpa empati sama saja nol.
Maka dari itu saya menekankan bagaimana pentingnya mahasiswa Indonesia harus tahu bahwa merekalah Indonesia muda! Jangan pernah menggunakan istilah “generasi penerus”. Saya tidak pernah mau dikatakan sebagai generasi penerus bangsa! Karena saya memang bukanlah generasi penerus kebodohan-kebodohan ini! Mari menjadi “generasi pembaharu”. Kembalikan kejayaan Indonesia dan jangan hanya berkhayal di republik mimpi! Mari bergerak dan bertindak! Walaupun mungkin mereka yang telah menjadi Indonesia bodoh sekarang ini adalah salah satu dari orangtua kita, tapi jangan teruskan! Kita yang tahu itu salah harus bisa memperbaikinya, karena kita Indonesia muda, generasi pembaharu! Kita bergerak demi Indonesia dulu, untuk Indonesia kini, dan mempersiapkan Indonesia masa depan. Demi kehidupan orangtua kita, untuk kehidupan kita sekarang, dan anak-anak kita di masa depan . Tanam pribadi Indonesia dan cabut lah penjajahan dalam segala hal sampai ke akar-akarnya!
Hei, Indonesia Muda?! Sudah siapkah dirimu?!
Saya memandang bahwa masalah Indonesia sekarang, bukan tentang ekonominya, pendidikannya, atau hukumnya. Masalah Indonesia sekarang adalah moral dan kepribadiannya. Moral dan kepribadian hanya bisa ditenun melalui pendidikan. Pendidikan pun bisa didapatkan dari mana saja, mulai dari keluarga, lingkungan sosial, dan sekolah atau perguruan tinggi. Mulailah dengan bagaimana seharusnya konsep dan proses belajar mengajar yang berkualitas. Apa gunanya fasilitas seperti pendingin ruangan, peralatan in focus, laptop, akan tetapi penutur dan petutur tidak bisa berhubungan timbal balik secara aktif? Lebih parahnya lagi di kota saya, Padang, jarangnya seorang dosen masuk dalam perkuliahannya dianggap sebagai hal yang wajar dan diterima begitu saja baik bagi mahasiswa sendiri bahkan bagi dosen-dosen lainnya. Mengapa saya mengatakan begitu? Ya, karena sampai sekarang saya belum melihat adanya perubahan untuk itu. Generasi pembaharu apa yang bisa dihasilkan kalau fenomena-fenomena kecil seperti ini dibiarkan terus menerus?
Secara khusus, mahasiswa jurusan sastra asing atau mahasiswa calon-calon budayawan dan sastrawan, harus bisa seimbang dalam mempelajari Budaya Indonesia dan budaya asing. Karena memang sebenarnya posisi mereka memegang andil besar dalam pergerakan menuju kemajuan. Dalam menggerakkan calon akuntan, politikus, sejarahwan, dokter, ilmuwan, ahli hukum dan lain lain, untuk mau mengenal dan mencintai Indonesia luar dalam. Logika saja, bagaimana cara nya sang politikus menghargai budaya, saat sang budayawan sendiri tidak peduli akan kajiannya? Pakar-pakar pendidikan terdahulu dan jajarannya harus lebih memusatkan perhatiannya kepada hal-hal kecil seperti ini, sebelum memikirkan konsep-konsep besar seperti menciptakan sekolah bertaraf internasional. Setiap ahli pendidikan harus memasukkan rasa dan budaya Indonesia ke dalam kurikulum pendidikan bahkan sejak TK! Sehingga akhirnya sebagai Indonesia muda, mahasiswa sadar akan identitasnya. Setelah kita setiap individu merasa sebagai Indonesia, lalu sadar akan identitas, secara tidak langsung pasti akan bertanggung jawab untuk berkarya dan bersaing luar dalam.
Pada dasarnya saya sangat tidak puas pada tradisi lama yang terus mendengkur dan rasa iba yang mendalam pada kaum generasi muda yang hanya menyenangkan diri sendiri.  Ibaratnya sebuah keluarga, maka Indonesia sedang mengalami dilema broken home. Saat kedua orangtua tidak bisa menyatukan pendapat untuk menyelesaikan masalah mereka, sementara si anak asyik dengan playstationnya. Melihat keadaan yang kritis ini saya melihat bahwa satu-satunya jalan adalah menceburkan diri dalam sebuah gerakan. Bukankah sudah sering kita mendengar perumpamaan sapu lidi? Saya rasa tidak perlu dijelaskan. Saatnya untuk bersatu, sama-sama menjadi Indonesia. Kita kembalikan lagi harga diri Indonesia, kita bumikan lagi nilai-nilai Pancasila, kita kuatkan lagi norma hukum undang-undang dasar kita.
Ada beberapa hal yang perlu dicatat dalam konteks ini, yaitu: pertama, bahwa gerakan nasionalisme harus ditangkap sebagai bagian dari kepedulian terhadap persoalan bangsa dan mendorong negara untuk mengembalikan dirinya sebagai bagian dari kepentingan rakyat, tapi kemudian menafsirkan diri menjadi musuh negara sehingga tidak terjebak pada posisi mewakili kepentingan politik kelompok tertentu. Kedua, gerakan nasionalisme tidak saja dimaknai sebagai kepedulian terhadap persoalan hukum dan politik saja, namun penting juga untuk menjadi bagian dari pemberdayaan dan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat secara nyata. Ketiga, gerakan nasionalisme harus juga dimaknai sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari upaya mengajak seluruh elemen bangsa untuk bangkit dari berbagai persoalan yang ada selama ini. Di balik ketidakmampuan negara menyelesaikan persoalan kenegaraan dan kebangsaan saat ini, gerakan nasionalisme menjadi kekuatan alternatif yang mampu melakukan peran-peran substitusi untuk melayani kebutuhan masyarakat.
Mari kita berbenah dari hal kecil, menanamkan rasa Indonesia mulai dari diri sendiri. Menanamkan Indonesia sebagai karakter setiap individu rakyat.  Melalui cinta budaya dan sejarah Indonesia, lahirlah generasi pembaharu Indonesia. Semoga semangat Indonesia ini pada akhirnya terus menggelinding bagaikan bola salju yang semakin lama memiliki kekuatan besar sehingga mampu menggerakkan seluruh elemen bangsa untuk tidak hanya sekedar peduli saja namun mampu melakukan kerja-kerja yang lebih nyata.

Minggu, 08 April 2012

Gadis Sanguinis

Hasil Personality Test untuk Cornelia Napitupulu

Kepribadian sanguin populer, sering juga disebut type influencer

Sifat utama: ekstrovert, pembicara, optimis

Emosi sanguin yang populer diantaranya: kepribadian yang menarik, hangat, berorientasi pada orang, bukan pada benda atau tugas. Suka berbicara, membuat suasana menjadi hidup, suka tampil menonjol dalam kumpulan orang, pesta, reuni dan pertemuan kelompok, memiliki rasa humor yang hebat, memiliki ingatan yang kuat akan warna. Secara fisik memukau sebagai teman bicara, memiliki daya ekspresi emosi yang atraktif, demonstratif dan antusias. periang, penuh semangat, senang belajar hal-hal baru dan punya rasa ingin tahu yang besar. Sedikit lugu dan polos, mudah tersentuh dengan keadaan orang lain, gampang berubah pendirian, sering blak-blakan bicara secara langsung, spontan, bersifat egoistik kekanakan, sehingga dapat menyinggung perasaan orang lain, namun berhati tulus. Cepat mengambil keputusan dan cepat pula berubah setelah itu. sering lupa untuk mem-follow up hal-hal yang telah ia mulai, dan bersifat tidak terorginisir.

Profile anda dalam kehidupan pribadi mudah bergaul dan berteman dengan orang lain, teman diskusi yang menyenangkan. mudah hanyut dalam kelompok dan mencintai orang lain. Senang di puji, mencari persetujuan, atau penerimaan orang lain.

Sebagai sanguin, potret anda akan maksimal bila ditempatkan pada pekerjaan yang memiliki karakteristik: sukarelawan untuk mengorganisir tugas yang bersifat proyek. Memikirkan hal hal baru, seperti business development, pengembangan usaha dan wilayah, pengembangan produk. Memiliki daya kreatif dan inovatif yang besar, sehingga cocok untuk pekerjaan yang menantang ide baru, sesuatu yang tidak monoton. Public relation yang mensyaratkan komunikasi personal dengan orang lain, akan tampak hebat dan hidup. Area pekerjaan yang mengilhami atau mengsinpirasi orang lain untuk ikut bergerak, menarik rangkaian gerbong organisasi. 


Cocok untuk pekerjaan bidang: artis, speaker, pendeta, penceramah entertainer, chearleaders, coach、 pr-public relationmc-master of ceremonysalesman yang memerlukan kemampuan demonstrative.

Sanguin sangat efektif untuk membangun semangat, melakukan hal-hal baru yang menuntut ide segar kehadiran anda sering ditunggu, karena akan mencegah suasana yang membosankan, kering kaku dan formal. Karena memiliki sifat spontan, sanguin bukan tipe pendendam, ia ceplas-ceplos, dan sering lupa dengan apa yang telah diucapkan, pihak lain yang mendengarnya mungkin masih amat tersinggung dengan apa yang diucapkannya, namun ia sendiri sudah lupa pernah mengutarakan hal tersebut.

Sebagai sanguin, Anda tidak maksimal bila ditempatkan dalam lingkungan yang monoton, baku, penuh dengan standard prosedur, ataupun pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan keteraturan yang tinggi. Sifat kekanakan yang egosentris bisa menjadi penghambat dalam mengembangkan entrepreneurship. 



Sanguin, dalam cuaca hati yang baik, bersifat: gaul, dinamis, terbuka, antusisas, persuasif. Namun dalam keadan sebalinya, pada hari yang mendung, ia menjadi impulsif, cemas, slordig alias jorok, flamboyan dan terburu-buru dan agresif atau eksplosif.

Resume profile :
  1. cenderung mudah terpancing
  2. menunjukkan antusiasme
  3. sering mendramatisir
  4. cerewet terbuka dan ramah
  5. suka kerja dengan banyak orang
  6. berpartisipasi dalam kelompok
  7. gemar menolong orang lain
  8. ingin kebebasan berekspresi
  9. tidak suka detail
  10. suka perubahan, spontan persuasif, suka membujuk terlihat percaya diri.