Hari-hari
sedih kulalui sendiri. Semua kembali lagi seperti dulu. Tidak seperti biasa,
aku akan mengadukan setiap hal kecil kepadanya, sekedar untuk berbagi cerita. Tapi
sekarang sudah tidak ada lagi cerita. Dia sepertinya begitu mengikhlaskan
kepergianku dan itu semakin menyiksaku. Mau bagaimana lagi, ini semua
pilihanku. Aku telah memilih untuk meninggalkannya. Aku harus menanggung semua
resikonya, bagaimana pun akhirnya perasaan ku terlunta-lunta terbakar matahari,
menguap, dan ikut luluh bersama hujan saat awan sudah begitu berat.
Aku
belum bisa melupakannya, mungkin sebuah kewajaran. Aku masih menyayanginya,
mungkin sebuah kebetulan. Aku ingin kembali padanya, mungkin hanya sebatas
impian. Aku tidak melihat tanda-tanda itu sejak seminggu yang lalu, sejak aku
memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini.
Semua
ini demi kebaikan aku. Aku harus percaya itu. Ini lah satu-satunya jalan, agar
aku bisa menjadi lebih baik dan tidak sekedar menjadi bebannya lagi. Sudah
cukup rasanya 3 bulan lebih aku selalu menjadi anak-anak baginya, yang selalu
meminta terus dan terus perhatiannya. Akupun sadar buah aku sudah terlalu
sering membuatnya lelah dengan segala kritikan ku. Padahal intinya hanya satu,
aku tak pernah bisa menerima kekurangannya. Tapi dia tak pernah berkomentar
banyak, dia hanya diam, dan mendengarkan setiap keluhanku. Lalu dengan sabar
mengucapkan kata maaf untuk mengalah. Bukankah Pahala sungguh luar biasa? Ya,
dia memang hebat.
Tepat
seminggu yang lalu aku akhirnya mengambil keputusan. Hubungan ini tidak bisa
diperlama lagi, Pahala selalu memberikan yang terbaik, tapi sampai kemarinpun
aku belum bisa menerima dia apadanya. Aku merasa tidak pantas seketika. Aku
terlalu kanak-kanak. Ya, sampai saat ini aku belum dewasa. Ini memang selalu
menjadi kelemahanku setiap menjalin hubungan dengan laki-laki.
Tuhan,
maafkanlah aku yang selalu hanya bisa menangisi semuanya. Aku tak pernah
benar-benar bisa kuat untuk meninggalkannya, tapi aku pun tak ingin
membebaninya. Aku harap Engkau mau mendampingiku dalam masa ini, masa dimana
aku berusaha keras untuk menjadi dewasa, untuk dirinya, agar aku pun bisa
membuatnya bangga memilikiku.
Sudah
seminggu ini kami sangat minim komunikasi, semua ini yang terjadi mendadak,
sangat menyiksaku. Sehingga kadang aku mengingkari janjiku dan mengiriminya
pesan singkat sehari setiap kali, dengan seribu alasan dan gayaku, agar dia mau
berbicara dengan ku. Ya aku sudah membuang gengsi jauh-jauh, perasaan sakit ini
belum bisa kutanggung sendiri hanya demi menahan gengsi. Walaupun aku tak
kunjung mendapat balasan yang hangat seperti yang kuinginkan, tapi biarlah ini
termasuk cobaan.
Semua
ini aku lakukan supaya aku bisa menjadi lebih dewasa. Supaya aku tidak
terus-terusan memaksa memberikan semua perhatiannya kepadaku. Supaya aku tidak
terus saja mengeluh akan kekurangannya. Semua ini akan aku coba jalani dengan
ikhlas, bagaimanapun nanti akhirnya, mau atau tidak kah dia kembali padaku, aku
tidak peduli. Setidaknya sekarang yang aku tahu, aku ingin dewasa, untuk dia,
untuk Pahala.
Sejak
aku kenal dia (SMA) hingga sekarang aku telah memutuskan berpisah dengannya,
aku tidak pernah benar-benar mengetahui apa perasaannya. Pahala tipe pria yang
tertutup dan sulit berkomunikasi untuk masalah pribadi. Aku harap dengan usaha
ku untuk menjadi dewasa demi dia ini, akhirnya akan membuat dia merasa nyaman
berbagi dengan ku. Hehehe, aku yakin kalau aku sudah dewasa, Pahala pasti
senang dan dia pasti mau terbuka denganku perlahan-lahan. Dia tertutup pasti
karna aku terlalu kanak-kanak untuk cerita hidupnya. Sabar ya Pahala, jika
sekarang kamu masih sayang aku, jangan tinggalin aku dulu yaa, tunggu aku
bekerja keras agar bisa jadi dewasa, biar kita bisa berbagi cerita bersama,
layaknya seorang abang dan adek.
Huaaaa aku berharap nama mu lah yang akan bersanding
dengan namaku nanti di kartu undangan berpita kuning itu, tanda papa dan mama
telah mempercayakan nya untuk menjadi pelindung dan orangtua kedua bagiku.
Waah, aku ingin sekali semua ini cepat berlalu. Aku ingin sekali segera menjadi
puteri yang menikahi pangerannya dan hidup bahagia bersama selamanya. Aku ingin
sekali berada di peluknya setiap malam. Aku ingin sekali menatap wajahnya
sebelum tidur. Aku ingin sekali bersamanya. Pahala, apakah dia memikirkan hal
yang sama? Hahaha aku tahu dia tak kan pernah menjawab, toh aku tidak akan
pernah berani menanyakannya, kecuali aku memberi tahunya tentang keberadaan
blog ini. Hahaha. GILA!
Mulai
dari sekarang :
1.
Aku harus semangat kuliah dan rajin belajar.
2. Aku harus bisa menahan semua ego ku untuk
mencari perhatian dan lebih berpusat untuk memberi perhatian.
3.
Aku harus belajar ikhlas
4.
Aku harus percaya bahwa Tuhan telah
menakdirkannya untukku
5.
Aku harus mau menerima dia apa adanya.
6.
Aku harus bisa membuat banyak orang-orang bangga
7.
Aku harus bisa menjadi yang terbaik untuk keluargaku.
8.
Aku harus menjadi dewasa, dan tidak merepotkan
siapa-siapa lagi.
9.
Aku harus bisa berdiri di kaki ku sendiri dan
mandiri dan tidak manja untuk segala keperluanku.
1.
Aku harus BISAAA, karna Tuhan bersamaku.
Aku bisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Capcuuus kritik dan saran nya masbro mbabro