Minggu, 18 Maret 2012

Mengapa Aku Suka Adam?


Penilaian ini mungkin saja hanyalah penilaian yang subjektif. Karena akupun hanya menyimpulkannya dari pengalaman yang aku punya saja. Kesimpulan ini juga tidak melalui penelitian yang terbukti. Jadi semuanya bisa dipercaya bisa juga tidak. Tapi tentu saja, pengalaman yang aku tuliskan di sini adalah pengalaman yang benar-benar pernah terjadi.

Umurku sekarang memang masih 18 tahun dan pengalaman bergaulku belum seberapa. Tapi rasa suka ku terhadap kaum adam sudah menjadi sebuah kebutuhan. Sebenarnya apa sih yang menyebabkan kaum adam lebih menarik?

1. Adam, sosok yang lebih dapat dipercaya.
Dari pengalamanku selama ini, jarang sekali kaum adam membocorkan cerita curhatku, bahkan ke teman-teman dekatnya sekalipun. Apalagi kalau aku sudah menambahkan, “Ini rahasia kita berdua saja ya.”. Maka adam yang paling feminimpun akan tetap menjaga kerahasiaan cerita. Termasuk ke orang yang disayanginya sekalipun.

Hal ini berbeda sekali dengan kaum hawa yang sering sekali bersembunyi di kata “keceplosan”. Kaum hawa akan bercerita dengan teman-teman dekatnya apa rahasia yang baru ia dapatkan. Hingga pada akhirnya tanpa disengaja, semua orang diam-diam telah mengetahui rahasia itu. Ditambah lagi kaum hawa yang begitu mudah dirayu karena begitu tidak tahan untuk bercerita. Begitu tidak tahan untuk member I tahu temannya, bahwa dialah orang pertama yang mendapat rahasia itu.

2. Adam, sosok yang lebih setia kawan.
Dalam setiap persahabatan yang paling sering menjadi masalah adalah komunikasi, uang, dan cinta. Dan persahabatan kaum adam adalah persahabatan yang dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan kaum hawa. Jika mereka terjebak dalam cinta yang sama, maka pasti akan ada yang mengalah, atau keduanya akan sama-sama mundur. Jika mereka terjebak dalam masalah apapun, sering kali mereka lebih cepat menyelesaikan masalahnya tanpa mengubah komposisi persahabatan mereka.

Berbeda 180 derajat dengan kaum hawa yang sering kali bertengkar karena menyukai adam yang sama. Bahkan ada yang mau merebut pacar temannya sendiri. Memalukan memang, bahkan terkadang jika sudah punya pacar, mayoritas kaum hawa lebih memilih bersama pacarnya daripada dengan teman-temannya. Itu mengapa persahabatan kaum hawa jarang sekali yang awet.

3. Adam, sosok yang penuh logika.
Kasus ini mungkin lebih pas sebagai alasan untuk poin nomor tiga. Atas dasar kaum adam lebih menggunakan logika daripada perasaan makanya mereka lebih cepat menyelesaikan masalah. Walaupun dalam penelitiannya, secara psikologis, kaum hawa lebih cepat dewasa daripada kaum adam, tetapi pada prakteknya, aku lebih sering melihat bahwa kaum adam lebih tenang dalam menyikapi masalahnya.

Sedangkan kaum hawa lebih menggunakan perasaan. Itu mengapa kaum hawa keliatan lebih melankolis dalam menghadapi masalahnya. Hal inilah yang menyebabkan adanya kewajaran yang merata untuk setiap hawa jika dia ingin menangis.

4. Adam, sosok yang penurut dan tidak rewel.
Maksudnya apa ya? Ini memang murni hasil pengalaman aku sendiri. Adam itu memang cepat sekali penurut, mungkin karena mereka berpikir lebih baik mengalah. Dalam berapa kali peristiwa, sering sekali aku merasa bahwa menyenangkan sekali berada di sekitar adam, ketika mereka penurut dan secara tidak langsung memanjakan kita, si hawa. Adam juga tidak rewel. Walaupun mungkin mereka lelah berjalan atau menemani kita, tapi jarang sekali dia mengeluh atau bahkan hanya sekedar melihat jam.

Kaum hawa mungkin bisa merengek, melihat jam berkali-kali, atau memasang ekpresi cemberut di wajahnya jika sudah kelelahan menemani si adam menonton acara TV favoritnya.

5. Adam, sosok yang setia
Mungkin beberapa orang tidak menyetujui hal ini. Secara kita tahu bersama-sama bagaimana banyak sekali adam yang berselingkuh ataupun pada akhirnya harus menikah poligami. Tetapi jika diperhatikan, kaum adam lebih setia dibandingkan kaum hawa. Dalam banyak hal termasuk wanita. Kaum adam akan benar-benar setia terhadap wanita yang dicintainya, bahkan kadang rela melakukan hal-hal bodoh. Adam yang berpoligami pun pasti akan meminta ijin terlebih dahulu dengan istri pertamanya. Jika ada yang selingkuh pun, biasanya adam akan menyesalinya dan kembali pada wanita pertamanya. Biasanya adam selingkuh hanya untuk bersenang-senang, bukan untuk serius. Begitu juga dengan peralatan, adam begitu setia dengan sepatu bututnya, atau mungkin bisa memakai celana jinsnya hingga benar-benar tak bisa dipakai lagi.

Jelas sekali bedanya dengan hawa. Biasanya peselingkuhan hawa lebih serius dan berbahaya, karena jarang mereka menyesalinya apalagi kembali kepada pasangan sebelumnya. Hawa biasanya lebih cepat bosan dengan adamnya, dan tidak berpikir panjang. Begitu juga dalam hal benda-benda. Hawa bisa membeli celana dengan model sama dalam waktu dekat, atau kaus atau juga sepatu. Hawa juga sering mengganti-ganti perlengkapannya seperti parfum, sabun, handbody, dan lain lain.

Lalu sekarang pertanyaannya ada dua :
1. Apakah semua adam seperti itu, bagaimana jika ada yang tidak, apakah dia bukan adam?
2. Apakah berarti hawa itu tidak dapat dipercaya, tidak setia kawan, terlalu sensitif, tidak setia, dan merepotkan?

Kedua pertanyaan tersebut memiliki jawaban tidak. Karena untuk ukuran karakter atau kepribadian, tidak pernah ada ukuran yang pasti. Apalagi untuk membuktikan seseorang benar-benar adam atau benar-benar hawa. Semuanya yang tertulis di atas adalah hasil pengalaman pribadi. Pengalaman yang pada akhirnya membuat aku, lebih senang bergaul atau dekat dengan adam, dibandingkan dengan kaum hawa sendiri. Tak salah beberapa orang pada akhirnya menuduhku sebagai si pemain adam, akibat intensitas kedekatan ku dengan banyak adam.

Sekarang, bagaimana pengalamanmu?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Capcuuus kritik dan saran nya masbro mbabro